Puisi: Ketika Terbang di Langit (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Ketika Terbang di Langit" karya Kurniawan Junaedhie menghadirkan pengalaman perjalanan udara yang penuh dengan refleksi spiritual dan ...
Ketika Terbang di Langit

Burung besi yang tampak letih itu,
terbang bergemuruh membelah angkasa
Aku di dalamnya, dan -masya Allah-
berada 30 mil tingginya dari atas permukaan laut.
Lorong sepi tanpa pramugari
Pesawat ini melesat tanpa awak pesawat.
Suara mesin bergemuruh di dalam kabin.
Di jendela, langit maha luas 
dan bintang bertaburan

Aku terkulai kelu di tempat dudukku
Bangku sebelah kosong membeku.
Lorong sepi tanpa pramugari
Pesawat ini melesat tanpa awak pesawat.
Aku hanya bersama nyawaku, bergelantungan di langit.
Tak ubahnya seperti lalat yang menempel di ujung gelas.
Teringat Kiyai Zawawi, dari Madura, yang 
memeluk kitab tasawuf saat di atas pesawat, di atas Persia,

Aku pasrah, menatap langit-langit pesawat
Sambil membayangkan ribuan piranha
di bawah sana yang tengah membuka mulutnya.

Di angkasa ini, ruh seperti cuma separuh, ujar pak Kiyai.

2017

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika Terbang di Langit" karya Kurniawan Junaedhie menghadirkan pengalaman perjalanan udara yang penuh dengan refleksi spiritual dan keajaiban alam. Dengan menggunakan gambaran pesawat sebagai medium, puisi ini menggambarkan keadaan kehidupan manusia yang terombang-ambing di tengah kebesaran alam semesta.

Tema Utama

  • Perjalanan dan Keajaiban Alam: Puisi ini menyoroti tema perjalanan fisik yang diiringi dengan pemikiran yang mendalam tentang alam semesta. Penggunaan gambaran burung besi (pesawat) yang terbang tinggi di langit menciptakan suasana yang memukau dan penuh misteri.
  • Keterasingan dan Kesendirian: Meskipun berada di dalam pesawat bersama dengan orang lain, pelaku dalam puisi ini merasakan kesendirian yang mendalam. Bangku sebelah kosong yang membeku dan lorong pesawat yang sepi menciptakan atmosfer kesendirian yang terasa begitu kuat.
  • Refleksi Spiritual: Pengalaman terbang di langit membawa pelaku untuk merenungkan hakikat kehidupan dan eksistensi. Dialog dengan Kiyai Zawawi yang memeluk kitab tasawuf memberikan dimensi spiritual yang mendalam, menunjukkan perenungan tentang keterhubungan dengan Tuhan di tengah kebesaran ciptaan-Nya.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Imaji yang Kuat: Kurniawan Junaedhie menggunakan imaji yang kuat untuk menggambarkan suasana dalam pesawat dan pemandangan di langit. Langit yang maha luas dan bintang-bintang yang bertaburan melalui jendela pesawat memberikan kesan tentang kebesaran alam semesta.
  • Metafora dan Simbolisme: Penggunaan metafora seperti "ruh seperti cuma separuh" dan perumpamaan tentang lalat yang menempel di ujung gelas memberikan gambaran yang kuat tentang perasaan terombang-ambing dan terpisah dari dunia nyata, menciptakan simbolisme dalam perjalanan hidup.
  • Bahasa yang Kontemplatif: Bahasa dalam puisi ini sangat kontemplatif, mengundang pembaca untuk merenungkan eksistensi dan peran manusia dalam alam semesta yang luas. Frasa "Aku pasrah, menatap langit-langit pesawat" menunjukkan penerimaan akan ketidakpastian hidup dan kekuasaan Tuhan.

Interpretasi dan Makna

  • Keterhubungan dengan Alam: Puisi ini mengajak pembaca untuk memikirkan hubungan manusia dengan alam semesta dan penciptanya. Pengalaman terbang di langit menjadi meditasi tentang kebesaran dan keagungan Tuhan, serta keterbatasan manusia di hadapan-Nya.
  • Kesendirian dan Keterasingan: Meskipun di dalam keramaian pesawat, pelaku merasakan kesendirian yang dalam. Ini mencerminkan perasaan keterasingan yang sering kali dialami manusia dalam perjalanan hidupnya.
  • Refleksi Spiritual dan Kehidupan: Dialog dengan Kiyai Zawawi mengarahkan pembaca untuk merenungkan hakikat kehidupan dan pencarian makna spiritual. Hal ini memberikan lapisan kedalaman dalam pengalaman pribadi pelaku dalam puisi.
Puisi "Ketika Terbang di Langit" karya Kurniawan Junaedhie adalah sebuah karya yang memikat dengan penggunaan bahasa yang indah dan kontemplatif untuk menggambarkan pengalaman perjalanan udara yang mendalam. Dengan fokus pada tema perjalanan, kesendirian, dan refleksi spiritual, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan kebesaran alam semesta dan tempat manusia di dalamnya. Melalui metafora dan simbolisme yang kuat, puisi ini berhasil mengeksplorasi dimensi-dimensi kehidupan yang lebih dalam dan maknawi.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Ketika Terbang di Langit
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.