Puisi: Perenang Buta (Karya Nirwan Dewanto)

Puisi "Perenang Buta" karya Nirwan Dewanto mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberanian, kesendirian, dan keindahan yang bisa ditemukan di ..
Perenang Buta

Sepuluh atau seribu depa
ke depan sana, terang semata.
Dan arus yang membimbingnya
seperti sobekan pada jubah
tanjung yang dicurinya.
Tak beda ubur-ubur atau dara
mendekat ke punggungnya
yang tumbuh sekaligus memar
oleh kuas gerimis akhir Mei.
Ia seperti hendak kembali
ke arah teluk, di mana putih layar
pastilah iri pada bola matanya.
Tapi ia hanya berhenti, berhenti
di tengah, di mana rambutnya
bubar seperti ganggang biru
atau gelap seperti akar benalu
sehingga betapa mercusuar itu
ragu-ragu memandangnya.

2007

Sumber: Jantung Lebah Ratu (2008)

Analisis Puisi:

Puisi "Perenang Buta" karya Nirwan Dewanto adalah sebuah karya sastra yang memikat, memperlihatkan keindahan dalam ketidakpastian dan kesendirian. Lewat metafora seorang perenang buta, Dewanto membawa pembaca ke dalam pengalaman yang gelap namun penuh dengan kekuatan dan keindahan.

Metafora Perenang Buta: Perenang buta dalam puisi ini menjadi simbol dari individu yang mengarungi kehidupan dengan ketidakpastian dan kebingungan. Meskipun buta, dia berani melangkah maju ke depan, menghadapi arus kehidupan yang tak terduga.

Ketidakpastian dan Kesendirian: Dewanto menggambarkan suasana ketidakpastian dan kesendirian yang melingkupi perenang buta. Dia merasa terombang-ambing dalam arus kehidupan, tanpa arah yang pasti. Kesendirian terasa begitu dalam, bahkan di tengah keramaian.

Gambaran Alam dan Cuaca: Penyair menggunakan gambaran alam dan cuaca untuk memperkuat atmosfir puisi. Gerimis akhir Mei, jubah tanjung yang sobek, dan bola mata yang memandang putih layar menciptakan suasana yang gelap, dingin, dan melankolis.

Keteguhan dalam Keheningan: Meskipun dikelilingi oleh ketidakpastian dan kesendirian, perenang buta ini tetap teguh dan berani. Dia berhenti di tengah arus, meskipun tak jelas arah yang akan diambilnya. Keberanian dan kekuatan hatinya menjadi sorotan dalam puisi ini.

Keindahan dalam Ketidakpastian: Dewanto menggambarkan keindahan dalam ketidakpastian dan kesendirian. Meskipun gelap dan terombang-ambing, ada kecantikan yang terpancar dari perenang buta ini, yang mampu menarik perhatian bahkan mercusuar.

Puisi "Perenang Buta" adalah karya yang memperlihatkan keindahan dalam kegelapan dan ketidakpastian. Dengan menggunakan metafora perenang buta, Dewanto mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberanian, kesendirian, dan keindahan yang bisa ditemukan di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan. Puisi ini menggambarkan kekuatan dan kecantikan yang muncul ketika individu mampu menghadapi kehidupan dengan penuh keteguhan hati, meskipun di tengah gelapnya kebingungan dan kesendirian.

Nirwan Dewanto
Puisi: Perenang Buta
Karya: Nirwan Dewanto

Biodata Nirwan Dewanto:
  • Nirwan Dewanto lahir pada tanggal 28 September 1961 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.