Puisi: Bakung Putih di Batu (Karya Remy Sylado)

Puisi "Bakung Putih di Batu" karya Remy Sylado menggunakan metafora alam dan simbolisme, penyair menggambarkan perjuangan, harapan, dan kekuatan ...
Bakung Putih di Batu

Orang-orang yang tidur
tidak nyenyak tidurnya
tetap bangun hatinya
bangunnya kerna cinta.

Aku ingin tidur lelap dalam letihku
mendambakan perhentian di laut tanpa pulau
siapa akan membelai rambut seperti tangan kasihmu
lembut jemari bergerak dituntun naluri merpati.

Cempiang paling sangar di garis depan
juga menangis ketika cintanya mati
mana boleh aku berperan ganda selaku patung
diguyur hujan disengat matahari bungkam saja.

Aku satria yang meratap nudub hari lampau
menangis membayang ragu akan hari depan
tapi tidak mengalah tidak putus asa
kakiku seribu nuraniku wilayah Tuhan.

Di tafakur kekasih asli hadir mewakili Dia
membawa cinta dengan bunga bakung putih
tidak layu walaupun tumbuhnya di atas batu.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Bakung Putih di Batu" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual manusia dalam menghadapi cinta, kehilangan, dan harapan. Dengan menggunakan gambaran alam dan simbolisme, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas kehidupan dan perjuangan batin manusia.

Metafora Tidur dan Kebangkitan: Penyair menggunakan tidur sebagai metafora untuk keadaan ketidakpastian dan kegelapan dalam kehidupan. Orang-orang yang tidur tetapi hati mereka tetap bangun menggambarkan keadaan batin manusia yang terus-menerus bergelora dan berjuang, terutama karena cinta.

Kebutuhan akan Perhentian dan Kasih Sayang: Dalam puisi ini, penyair menggambarkan keinginan untuk tidur lelap dalam letih, mencari perhentian dari kegelisahan dan tantangan hidup. Kasih sayang dan perhatian menjadi elemen yang diidamkan, seperti belaian rambut dan jemari yang lembut, yang memberi kehangatan dan ketenangan di tengah badai kehidupan.

Perjuangan dan Kebanggaan: Penyair menggambarkan perjuangan satria yang meratap akan hari lampau dan ragu akan hari depan, tetapi tidak pernah menyerah atau kehilangan harapan. Kekuatan dan keteguhan hati menjadi pendorong untuk terus melangkah, meskipun berhadapan dengan kesulitan dan ketidakpastian.

Simbolisme Bunga Bakung Putih: Bunga bakung putih menjadi simbol cinta yang tahan lama dan abadi, bahkan ketika tumbuh di atas batu yang keras dan tidak subur. Keberanian dan keteguhan dalam cinta menggambarkan kemampuan manusia untuk tetap bersemi dan berkembang meskipun dalam kondisi yang sulit.

Puisi "Bakung Putih di Batu" karya Remy Sylado adalah sebuah perenungan mendalam tentang perjalanan emosional dan spiritual manusia dalam menghadapi cinta dan kehidupan. Dengan menggunakan metafora alam dan simbolisme, penyair menggambarkan perjuangan, harapan, dan kekuatan batin manusia dalam menghadapi tantangan hidup. Puisi ini menjadi refleksi yang menggugah tentang kekuatan cinta, keberanian, dan keteguhan hati dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan kegelapan dan ketidakpastian.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Bakung Putih di Batu
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.