Puisi: Perempuan dalam Secangkir Kopi (Karya Kurniawan Junaedhie)
Puisi || Perempuan dalam Secangkir Kopi ||
Karya || Kurniawan Junaedhie ||
Perempuan dalam Secangkir Kopi(Saat ngopi bersama Kurnia Effendi & Tina ketika ultah Endah Sulwesi di Jl. Sabang)
Perempuan itu hilang dari rumahnya. Meninggalkan dua anaknya yang sedang melukis pemandangan: gunung dan matahari. Ia terbang dan masuk ke dalam sebuah cangkir di kafe di meja dekat seorang pria yang sejak tadi asyik bermain laptopnya. Adakah yang lebih berarti daripada hidup di dalam cairan? Ia berenangan di dalamnya, dan karena iseng ia lalu menyumbulkan kepala dan memainkan matanya ke arah pria di sampingnya. Si pria terpana. Ia ikut mengerlingkan mata. Sangat sexy, menurut mata pria itu. Ada perempuan dalam cangkir, gumamnya. Tanpa disadari tangannya memain-mainkan sendoknya. Perempuan itu lalu menyelam lebih dalam ke lubuk kopi.
Jakarta, 2009
Perempuan dalam Secangkir Kopi (2)
(SA)
Aku ingin sekali bisa mengapung sembari berenangan di dalam
kopimu. Kubayangkan, betapa nikmatnya hidup dipermainkan air
yang gelap dan pahit sambil diguncang-guncang oleh sendokmu.
Aku akan menukik, menyelam dan menggapai tanganmu lalu
sesekali, sambil berkecipakan di dalam air yang hangat itu aku akan
mencium bibirmu di pinggir cangkir. Tak ada yang bisa cemburu.
Juga air ludah dan lendir di mulutmu.
Aku suka caramu memasukkan gula pasir ke cangkir dan
menyedunya dengan air. Aku suka caramu membaui kehangatan air
kopi dan caramu mencecap dengan lidahmu. Kamu paling akan
bertanya, sejak kapan kamu suka berenang? Aku akan menjawab,
sejak kamu menjerng air, dan menuangkannya ke dalam
termos. Di tengah hidup yang pahit, aku senang menyelam ke
dalam kopi bersama seorang perempuan yang hangat. Tak ada yang
bisa cemburu. Juga sendok dan piring kecil dekat cangkirmu.
Olala, Bintaro, Oktober 2009
Sumber: Perempuan dalam Secangkir Kopi (2010)
Puisi: Perempuan dalam Secangkir Kopi
Karya: Kurniawan Junaedhie
Biodata Kurniawan Junaedhie:
- Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.