Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pendaratan Malam (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Pendaratan Malam" karya Sitor Situmorang menggambarkan suasana genting dan kelam dari sebuah pendaratan tentara di malam hari.
Pendaratan Malam

Tentara tak berbekal mendarat
Di malam disuburkan lapar.

(Bila fajar bawa berita
kayu apung istirahat mereka)

Tentara tak berbekal mendarat
Di malam disuburkan lapar.

Analisis Puisi:

Puisi "Pendaratan Malam" karya Sitor Situmorang merupakan karya yang penuh makna dan menggambarkan suasana genting dan kelam dari sebuah pendaratan tentara di malam hari. Melalui bait-bait yang singkat namun padat, Sitor Situmorang berhasil menyampaikan tema perjuangan, ketidakpastian, dan ketegangan yang dirasakan oleh para tentara.

Tema Utama

  • Perjuangan dan Ketegangan: Puisi ini menggambarkan momen genting ketika tentara mendarat di malam hari, dengan bekal yang minim dan perut yang lapar. Keadaan ini mencerminkan perjuangan yang penuh risiko dan ketegangan yang meliputi momen tersebut.
  • Ketidakpastian dan Harapan: Ada harapan yang digantungkan pada fajar, yang mungkin akan membawa kabar baik atau sekadar kelegaan sementara bagi para tentara. Fajar menjadi simbol harapan dalam kegelapan dan ketidakpastian malam.

Struktur dan Bahasa

  • Struktur Sederhana namun Simbolik: Puisi ini terdiri dari beberapa baris saja, dengan dua baris pertama diulang kembali sebagai penutup puisi, menciptakan kesan ritme yang monoton dan menegangkan. Pengulangan ini juga menekankan kondisi tak berubah yang dialami oleh para tentara.
  • Bahasa yang Padat dan Efektif: Dengan kata-kata yang minimalis, Sitor Situmorang mampu menciptakan suasana yang penuh ketegangan dan harapan. Setiap kata dipilih dengan cermat untuk menyampaikan makna yang dalam.
  • Simbolisme Fajar dan Malam: Malam dalam puisi ini melambangkan ketidakpastian, kegelapan, dan bahaya, sedangkan fajar melambangkan harapan, perubahan, dan kemungkinan adanya kabar baik.

Analisis Mendalam

  • Tentara Tak Berbekal dan Lapar: Baris "Tentara tak berbekal mendarat", menggarisbawahi kondisi rentan dan tidak siap yang dialami oleh para tentara. Bekal yang minim dan perut yang lapar menggambarkan kondisi fisik dan mental yang lemah, serta tantangan besar yang harus dihadapi.
  • Malam yang Menyuburkan Lapar: "Di malam disuburkan lapar" menggambarkan bagaimana kegelapan malam memperparah kondisi para tentara. Malam bukan hanya waktu yang menakutkan, tetapi juga memperbesar rasa lapar dan ketidakpastian, menambah beban yang harus mereka pikul.
  • Harapan pada Fajar: Penyair memberikan secercah harapan dengan menyebut fajar yang mungkin akan membawa berita atau kelegaan. "Kayu apung istirahat mereka" dapat diartikan sebagai simbol kelegaan sementara atau perlindungan sementara yang mereka harapkan. Fajar menjadi harapan dalam ketidakpastian malam, meskipun harapan tersebut masih jauh dan tidak pasti.
  • Pengulangan sebagai Penekanan: Pengulangan dua bait yang sama menekankan kondisi stagnan dan tidak berubah yang dialami oleh para tentara. Ini menciptakan efek ritmis yang mengingatkan pembaca akan ketegangan dan penderitaan yang terus berlanjut tanpa ada kepastian kapan akan berakhir.
Puisi "Pendaratan Malam" karya Sitor Situmorang adalah karya yang berhasil menyampaikan suasana ketegangan, ketidakpastian, dan harapan melalui bahasa yang minimalis dan simbolik. Dengan struktur yang sederhana namun efektif, puisi ini menggambarkan kondisi rentan para tentara yang mendarat di malam hari tanpa bekal dan dalam keadaan lapar. Malam yang gelap dan menakutkan memperparah kondisi mereka, sementara fajar menjadi simbol harapan yang dinantikan meski tidak pasti. Melalui pengulangan dan simbolisme, Sitor Situmorang mengajak pembaca untuk merasakan ketegangan dan harapan yang meliputi momen genting tersebut, menciptakan karya yang mendalam dan penuh makna.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Pendaratan Malam
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.