Puisi: Si Anak Hilang (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Si Anak Hilang" karya Sitor Situmorang menggambarkan kisah dua putra dalam sebuah keluarga yang kaya. Puisi ini mengangkat tema perbedaan ....
Si Anak Hilang

Seorang kaya mempunyai dua putra,
Dua remaja berlainan perangai,
Si Bapak sama-sama sayang,
Bagaimana akan memisah darah?

Putra sulung rajin lagi tekun,
Bertani, bertukang, merawat hewan,
Sepanjang hari bekerja di kebun,
Memelihara warisan nenek moyang.

Putra bungsu suka ke tempat pesta,
Pesiar di mana orang muda berkumpul,
Padi di ladang, hewan berbiak di gunung,
Menjadi haknya, tanpa kerja.

Malam pergi, pulang di pagi buta,
Kerja si Bungsu sepanjang tahun,
Tinggalkan si Sulung membanting tulang,
Kembali malam menutup kandang.

Akhirnya desa terlalu sepi,
Bagi si perlente, jagoan pasar,
Putus kata - Ia akan ke kota, pergi,
Berbekal warisan pemberian Ayah.

Kota jaya penuh warna dunia,
Membuat si Bungsu mabuk bahagia,
Makan, minum, bersenda gurau,
Dengan sahabat pandai berlagu.

Harta pun habis - Negeri dilanda lapar,
Wabah mengamuk membawa sengsara,
Teringat si Bungsu, betapa senangnya,
Andai ia pelayan saja di rumah Ayah.

Untuk hidup, si Bungsu ambil kerja,
Pelayan di rumah orang, tingkat terendah,
Kandang hewan jadi penginapan,
Untuk makan, diberi sisa makanan.

Si Bungsu lalu sadar, ia harus pulang,
(melambai kampung halaman)
Dekat Ayah di antara budak belian,
jadi pembantu si Abang

Suatu sore ia dari jauh datang,
Nampak pada Ayah di pematang,
Tempatnya tertunggu tiap sore,
Doakan si anak teringat pulang.

Si Ayah berlari menjumpai anaknya,
Dipeluknya sambil tersedu-sedu,
Si Bungsu terharu, lalu sujud:
“Ayah, aku berdosa. Aku pantas budakmu.”

Si Ayah segera memanggil kerabat,
Minta sapi-domba disiapkan korban,
Merayakan hari bahagia umat –
Anakku hilang, kembali ke pangkuan!

Dari ladang, kembali si Sulung,
Mendengar orang ramai berdendang,
Ayahku pesta, apa gerangan hal baru,
Alasan beria, di luar pengetahuanku?

Tetangga berkata: Belumkah kau tahu?
Adikmu pulang, dari perantauan,
Karenanya kita pesta, menuang madu,
Minum anggur sepuas hati.

Si Sulung berpaling, pergi menyendiri.
Di tengah ladang sedih berdiri,
Pikirkan nasib, betapa sia-sia,
Habiskan umur kerja dengan setia.

Si ayah merasa, si Ayah melihat,
Anak setia bermuram durja,
Ia datangi, membujuk penuh kasih:
Tak kau bahagia anakku sayang?
Adikmu pulang, setelah lama hilang!
Kasihku padamu. Hartaku semua
Adalah milikmu. Adikmu ini
lebih dari domba, pantas dikasihani!

Si Sulung berpaling, lalu lari ke rumah,
Menjumpai adiknya, berdiri di ambang,
Mereka berhadapan, tangan hendak membunuh,
Lunglai - membelai ubun adik tersayang.


Analisis Puisi:
Puisi "Si Anak Hilang" karya Sitor Situmorang menggambarkan kisah dua putra dalam sebuah keluarga yang kaya. Puisi ini mengangkat tema perbedaan karakter dan perjuangan dua saudara dalam mencari jati diri dan mendapatkan pengakuan di hadapan sang Ayah. Dengan gaya naratif yang kuat, Sitor Situmorang memaparkan dinamika keluarga dan konflik batin yang terjadi di antara para tokoh.

Perbedaan Perangai Dua Putra: Puisi ini menggambarkan perbedaan karakter antara dua putra yang dimiliki oleh seorang Ayah kaya. Putra sulung digambarkan sebagai sosok yang rajin, tekun, dan bekerja keras untuk memelihara warisan nenek moyangnya. Di sisi lain, putra bungsu digambarkan sebagai sosok yang gemar bersenang-senang dan hidup bebas tanpa tanggung jawab.

Perjalanan Putra Bungsu ke Kota: Perjalanan hidup putra bungsu ke kota menjadi titik sentral dalam puisi ini. Dalam kota, ia menghabiskan harta dan mengalami kepahitan hidup setelah mengalami kebangkrutan dan kesulitan finansial. Pergulatannya di kota menjadi pengalaman pahit yang membawanya menyadari arti sebenarnya dari kehidupan dan keluarga.

Kepulangan Si Anak Hilang: Kepulangan putra bungsu ke desa, setelah mengalami penderitaan dan kepahitan hidup, menjadi puncak cerita. Meskipun ia kembali dalam keadaan yang hina, Ayahnya menerima dengan tulus dan memperlakukannya sebagai anak yang hilang yang telah kembali. Ini mencerminkan tema penerimaan, kasih sayang, dan pengampunan dalam hubungan keluarga.

Konflik Batin Si Anak Sulung: Perjuangan batin si anak sulung tercermin dalam puisi ini. Meskipun ia menjalani hidup dengan tekun dan setia, ia merasa terpinggirkan dan tidak mendapat penghargaan yang sepadan dari Ayahnya. Konflik batinnya yang mendalam tercermin dalam sikap kesedihan dan kekecewaan ketika adiknya kembali.

Pesan Kesetiaan dan Pengampunan: Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya kesetiaan, pengorbanan, dan pengampunan dalam hubungan keluarga. Meskipun terdapat perbedaan karakter dan perjuangan, kedua putra diakhiri dengan pertemuan yang penuh pengertian dan kasih sayang.

Dengan latar belakang kehidupan pedesaan yang kental, puisi "Si Anak Hilang" menggambarkan dinamika keluarga dan perjalanan hidup dua saudara dalam menemukan makna kehidupan dan identitas mereka.

Puisi: Si Anak Hilang
Puisi: Si Anak Hilang
Karya: Sitor Situmorang
© Sepenuhnya. All rights reserved.