Analisis Puisi:
Puisi "Sketsa tentang Kota Tercinta" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan penggambaran cinta dan kerinduan terhadap kota Bandung, di mana kota tersebut menjadi simbol bagi perasaan-perasaan yang kompleks dan beragam. Puisi ini menggambarkan hubungan intim antara penulis dan kota, serta mengulas berbagai aspek dari hubungan tersebut.
Rasa Cinta yang Kuat: Puisi ini sejatinya adalah sebuah pengungkapan cinta yang dalam terhadap kota Bandung. Penulis mencurahkan rasa cinta dan rindu yang ia miliki terhadap kota tersebut melalui imaji-imaji yang kuat dan kata-kata yang penuh emosi. Penggunaan kata "tercinta" dalam judul puisi menunjukkan bahwa kota Bandung memiliki tempat khusus dalam hati penulis.
Penggunaan Nostalgia: Puisi ini mengandung nuansa nostalgia yang kuat. Penulis mengingatkan tentang momen-momen masa lalu yang indah dan berarti bagi dirinya. Ia mengenang suasana Bandung yang dulu pernah dijalaninya, melalui gambaran seperti "bercelana-monyet di Ciumbuleuit yang bersih udara kau," "bertelanjang-kaki di Cikapundung yang bening air kau," dan "meluncur becak di Cipaganti yang teduh pohonan kau."
Kritik terhadap Perubahan: Namun, dalam pengenangan tersebut, ada juga nuansa kekecewaan terhadap perubahan kota. Penulis merasakan perubahan yang terjadi, misalnya dalam baris "barangkali juga di mana Dago Thee Huis / tempat aku melihat kau seperti kunang-kunang / besok pun kau jawab menjadi restoran Cina / yang berjajar baso capcay fuyunghay kuluyuk babi." Perubahan ini merujuk pada komersialisasi dan perubahan tatanan sosial yang terjadi di kota.
Penegasan tentang Arti Kehidupan: Dalam puisi ini, ada juga penegasan akan pencarian arti kehidupan. Penulis merenungkan tentang makna hidup dan merasakan bagaimana kata-kata bisa menimbulkan konflik dan pertikaian. Penggunaan "persoalan arti kehidupan / hanya mengasyikkan kuliah filsafat" menggambarkan rasa tidak pasti akan makna hidup dan keraguan akan jawaban-jawaban yang ada.
Puisi "Sketsa tentang Kota Tercinta" karya Remy Sylado adalah sebuah karya yang memadukan cinta, nostalgia, dan refleksi dalam sebuah penggambaran yang indah tentang kota Bandung. Penulis merayakan keindahan dan keragaman kota, sambil merenungkan perubahan dan makna hidup dalam sebuah narasi yang kaya akan emosi dan gambaran.
Karya: Remy Sylado