Analisis Puisi:
Puisi "Bahasa Mercusuar yang Dikuburkan" adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan kaya makna. Puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh simbol dan metafora.
Simbolisme Mercusuar: Mercusuar adalah simbol utama dalam puisi ini. Mercusuar mewakili penanda, cahaya, atau petunjuk dalam kehidupan. Puisi ini mengungkapkan gagasan tentang upaya manusia untuk menggali dan memahami bahasa yang terkubur dan tersembunyi di dalam simbol-simbol, seperti mercusuar yang seolah-olah terkubur.
Waktu dan Perubahan: Puisi ini menggambarkan gagasan tentang waktu dan perubahan yang terus berlanjut. "Waktu, berabad-abad waktu, bahkan bukan bangkai kapal kayu" menggambarkan betapa waktu adalah entitas yang terus bergerak dan berubah. Sementara banyak hal mungkin terkubur atau terlupakan, waktu terus berjalan.
Bahasa dan Komunikasi: Puisi ini menyoroti pentingnya bahasa dan komunikasi dalam memahami dunia. Pencarian "menabur garam, dilimbur pasang bagi ular jahanam" mencerminkan upaya untuk membuka kembali bahasa yang terkubur dan merestrukturisasi komunikasi.
Pertalian dengan Alam: Puisi ini memiliki pertalian kuat dengan alam dan unsur-unsur alam, seperti pantai, pasang surut, dan mercusuar. Alam digunakan sebagai metafora untuk perjalanan pencarian dalam mencari bahasa yang terkubur.
Kepuitisan: Puisi ini memiliki nada yang puitis dan menggugah perasaan. Metafora dan simbolisme yang digunakan mengundang pembaca untuk merenung dan merasakan keindahan bahasa.
Resistensi dan Penghargaan terhadap Waktu: Puisi ini juga mencerminkan resistensi terhadap lupa dan perubahan yang ditimbulkan oleh waktu. Mercusuar yang tersembunyi menciptakan rasa keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap keheningan sejarah.
Secara keseluruhan, puisi "Bahasa Mercusuar yang Dikuburkan" adalah karya yang menuntut pemahaman dan refleksi yang mendalam. Puisi ini menggugah pemikiran tentang bahasa, waktu, dan perubahan dalam cara yang sangat puitis dan kaya makna.
Karya: Raudal Tanjung Banua