Puisi: Istana Siak Sri Indrapura (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Istana Siak Sri Indrapura" karya Raudal Tanjung Banua membawa pembaca dalam perjalanan mendalam ke sebuah lokasi yang memiliki sejarah yang ...
Istana Siak Sri Indrapura


Sebuah istana kujumpai akhirnya
dengan getar degub di dada, tepat di tepian sungai yang dalam
di mana barang-barang digerek ke kapal 
sepanjang siang dan malam
(suara rantai ngilu karatan mencambuk dadaku
lebih kencang). Begitu sejak dahulu
sebagaimana kuhapal dari buku-buku berdebu
yang luput diajarkan bapak-ibu guru

“Assalamualaikum, ya, pewaris agung Assirayatul Hasyimiah!”

“Selamat datang, Saudara, di Siak Sri Indrapura...”

Ya, kujumpai akhirnya, sebuah istana
kuning kemilau di bawah matahari Riau
abad 21. Matahari itu juga yang berabad lampau
melintasi sibuk kotamu, dan merasuk ke bilik peraduan
di mana sultan merencanakan hari depan dengan sepasang anak
bakal pangeran - tapi pupus harapan

Begitu takzim aku bertamu, begitu hening
engkau memeluk batinku, seolah kita bersua 
masih di halaman-halaman buku yang gemetar tiap kubuka
Bau gahru dan cendana, menyeruak bersama Beethoven 
dari piringan langka. Ya, gahru dan cendana, 
segala bau dan aroma, kutahu telah lama hanyut ke muara Selat Malaka
tapi percayalah, selalu hidup  dalam irama lama 
yang membawa kita kembali
ke dermaga asal-mula.


2011

Analisis Puisi:
Puisi "Istana Siak Sri Indrapura" karya Raudal Tanjung Banua membawa pembaca dalam perjalanan mendalam ke sebuah lokasi yang memiliki sejarah yang kaya.

Lokasi dan Latar Belakang: Puisi ini menghadirkan sebuah lokasi yang penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Istana Siak Sri Indrapura. Istana ini berada di tepi sungai dan memiliki kaitan dengan perdagangan dan sejarah kerajaan Riau-Lingga. Penyair merasa tertarik dan terpesona oleh istana ini.

Getar Degub di Dada: Penyair menggambarkan perasaannya dengan indah melalui "getar degub di dada." Ini mencerminkan antusiasme, ekspektasi, dan emosi yang kuat yang dirasakan oleh penyair saat ia mendekati istana tersebut.

Pengenalan pada Puisi: Penyair memulai puisi dengan ucapan selamat dari istana, menciptakan suasana yang meriah dan ramah. Dia merasa seperti seorang tamu istimewa yang disambut dengan hormat dan kehangatan.

Catatan Sejarah: Penyair menunjukkan pengetahuannya tentang sejarah istana tersebut. Dia merujuk pada peristiwa dan orang-orang dalam sejarah istana Siak Sri Indrapura. Ini menunjukkan penghargaan penyair terhadap warisan budaya dan sejarahnya.

Hubungan dengan Bau dan Aroma: Penyair mengaitkan bau gaharu dan cendana dengan istana. Bau-bau ini mewakili kenangan dan nostalgia yang ada dalam suasana istana tersebut. Meskipun bau-bau ini mungkin telah hilang seiring berjalannya waktu, mereka tetap hidup dalam ingatan penyair.

Kembali ke Dermaga Asal-Mula: Puisi ini berfungsi sebagai perjalanan kembali ke akar-akar budaya dan sejarah. Penyair merasa seperti dia telah sampai di tempat awal yang penuh dengan sejarah, dan bau gaharu dan cendana menjadi simbol dari kembali ke asal-usulnya.

Puisi "Istana Siak Sri Indrapura" adalah sebuah pengejaran emosional yang mendalam dalam sejarah dan budaya Indonesia. Penyair berhasil menggambarkan kekuatan nostalgia dan hubungannya dengan lokasi sejarah ini.

Puisi: Istana Siak Sri Indrapura
Puisi: Istana Siak Sri Indrapura
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.