Jakarta dari Duren Tiga
Kita kembali belajar melawan rasa bosan
dan perasaan bersalah yang terjebak
di siang yang hujan.
Wajahmu mengabarkan petualangan
ke dunia mati.
Sisa-sisa kerak semalam.
Sambil mendayung badaimu yang meraung,
aku masih saja gagal mengeja nama moyangmu
yang terpahat di punggung kirimu.
Anjing babi dan aneka serapah,
beranak-pinak di lantai dua
sebuah petak di Duren Tiga.
Jakarta menjadi gadis yang rapuh.
Aku beriman kepada cinta yang bodoh.
14 Mei 2011
Puisi: Jakarta dari Duren Tiga
Karya: Beno Siang Pamungkas