Puisi: Karangantu (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi: Karangantu Karya: Raudal Tanjung Banua
Karangantu
(- bersama Nidu)


Dua rangka kapal baja
hitam berkarat
mencengkeram erat-erat
urat nadi muara
Air hitam. Langit hitam
menyulapnya diam-diam
jadi sepasang karang hantu
tegak menyeringai
dalam badai
menggentarkan karang batu
kejayaan lampaumu!
Di malam-malam tanpa bulan
- sayup sinar suar
ia menjelma bayang-bayang
sepasang istana. Hitam kelabu
digeret dari hulu
berderak sepanjang tepian
rumah-rumah kelam
Di lambungnya (atau ruang balairung)
kadang terdengar raung dan jerit pluit
yang tak kesampaian
Tapi lebih sering gemuruh
dan lecut cambuk
membangkitkan roh-roh pesakitan
yang sesiang hari, di bawah panas matahari, menitis
ke tubuh para pelaut malang
yang berkelit dari nasib
ranjau hitam kutukan.



Banten-Yogya, 2013-2014


"Puisi: Karangantu"
Puisi: Karangantu
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.