Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kisah Kasih (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Kisah Kasih" karya Dimas Arika Mihardja menggambarkan tema cinta dalam konteks mitologis Adam dan Hawa, dengan elemen-elemen seperti ...
Kisah Kasih

Selalu kukisahkan padamu pelita yang tak pernah padam sebab cahayanya selalu nyala di dalam dada. Saat tangan saling genggam kita menghitung ruas jemari dengan nafas kasih dan kisah keabadian. Kita bertegur-sapa di ruang lengang mengurai misteri cinta lalu sama melinangkan airmata keharuan selunas kerinduan.

Akulah Adam yang menggenggam buah kuldi, menimbang keraguan demi sebuah pertanyaan, "Kenapa buah ini dilarang?" Hawa pun lalu merasa hampa penuh damba "Kanda, santaplah!" Maka petaka pertama terasa mendera lantaran mencinta. Sorga tak ada lagi sebab mereka telah tercampak di bumi mendekap nyeri hari-hari yang panas dan ranggas: tersesat di hutan penuh binatang buas

"Hawa, aku di sini!" Teriak Adam di rerimbun semak sajak, "Di manakah engkau kekasihku?" Di suatu tumpak bergurun pasir maha-luas Hawa pun menjelma burung, hatinya suwung disaput mendung. Sayap-sayapnya yang patah mengibaskan Siksa dan Dera. Adam dan Hawa tersesat di rimba gelap, di tengah belantara yang Senyap. Mereka lalu membangun unggun dari serpihan resah, rerating duka, dan puing dosa. Mereka menatap kelebat doa berharap ampunan-Nya.

Jambi, 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Kisah Kasih" karya Dimas Arika Mihardja menggambarkan tema cinta dalam konteks mitologis Adam dan Hawa, dengan elemen-elemen seperti kerinduan, keharuan, dan pertanyaan eksistensial tentang kesalahan dan penebusan.

Imaji dan Bahasa

  • Pelita yang tak pernah padam: Simbol dari keabadian cinta dan kehangatan dalam hubungan.
  • Genggam tangan dan menghitung ruas jemari: Simbol keintiman dan keterhubungan antara Adam dan Hawa.
  • Buah kuldi: Simbol dari dosa atau pengetahuan terlarang.
  • Hutan penuh binatang buas: Metafora untuk dunia yang keras dan penuh godaan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya akan metafora dan simbolisme, serta struktur yang kompleks untuk menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual Adam dan Hawa setelah dosa mereka. Penggunaan bait-bait yang panjang dan berirama juga memperkuat nuansa epik dan dramatis dalam cerita.

Filosofis dan Spiritual

Puisi ini tidak hanya mengisahkan kisah cinta Adam dan Hawa secara harfiah, tetapi juga mengangkat pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan, dosa, penyesalan, dan penebusan. Dimas Arika Mihardja dengan halus mengaitkan mitos dengan realitas manusia dalam perjalanan kehidupan.

Puisi "Kisah Kasih" karya Dimas Arika Mihardja menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dan alam semesta, dengan memanfaatkan mitos Adam dan Hawa sebagai cerminan kehidupan manusia yang penuh dengan pilihan, kesalahan, dan pencarian makna. Puisi ini menawarkan pemahaman mendalam tentang cinta, dosa, dan pencarian kedamaian spiritual dalam kondisi manusia yang terjebak antara surga dan bumi.

"Puisi: Kisah Kasih"
Puisi: Kisah Kasih
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.