Puisi: Pohon Keluarga (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi: Pohon Keluarga Karya: Beno Siang Pamungkas
Pohon Keluarga
(: Marga Tjan)


Setelah lama terpisah
oleh kesedihan dan kegembiraan masing-masing 
sehabis lebaran di lereng lawu
kami bertemu
ada yang datang sendiri,
bersama teman,
calon pacar
atau anak dan istri
mengeluhkan musim kering yang memanjang
jurang yang semakin lebar
dan kesibukan yang cepat mendatangkan penat
serta pohon keluarga yang kian rimbun dan tua
namun lama tak pernah berbuah.

Ada yang terbata-bata, kadang berurai air mata
sesekali dengan gelak tawa
ranting dan cabang berserakan itu
saling mengaku.

Masing-masing menyimpan rasa bersalah
juga cinta yang tegang dan tak terpahami
: kami menjadi alpa dan asing dengan warna daun sendiri.

Dari sejarah yang berawal dari nama Tjan
kami mulai menyusun 
bentangan kawat
telegram
kartu pos dan foto-foto lama
garis-garis silang, saling untai
dan terus menjulur ke balik riwayat.

Kami berlomba dengan jam
kami harus terus melangkah
membawa biji dan serbuk sari
sebelum jejak memburam
di tanah yang sulit menerima kami tumbuh
seperti pohon-pohon lainnya.


Semarang, 31 Oktober 2008

"Puisi: Pohon Keluarga"
Puisi: Pohon Keluarga
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.