Sampit
Di Sampit,
orang-orang pernah merayakan
pikiran sempit,
kota yang lapang menjadi sempit
Ketika kudatang kudengar suara enggang
menjauh di bukit-bukit,
jauh di sebalik hamparan sawit
lengang mengapung di ladang tambang,
lengang mengepung
pikiran dengan jelaga hitam kenangan
: Parenggean, pasar terbakar,
kuburan raya di batas kota
hingga pelabuhan Sungai Mentaya
belum seluas cakrawala,
belum sebatas lupa.
Karya: Raudal Tanjung Banua