Puisi: Warna-Warni Perjanjian (Karya Remy Sylado)

Puisi "Warna-Warni Perjanjian" menggambarkan berbagai interpretasi warna yang meluas dan membingungkan, menjadikan puisi ini sebuah permainan kata ...
Warna-Warni Perjanjian

Hitam badannya?
Irian
Hitam cuacanya?
Malam

Biru darahnya?
Bangsawan
Biru gunungnya?
Jauh
Biru lautnya?
Dalam
Biru filmnya?
Porno

Kuning kilap?
Mas
Kuning butek?
Tai

Yang merah?
Darah
Yang putih?
Pek-tay

Yang tak berwarna?
Kentutmu!

Sumber: Puisi Mbeling (2004)

Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan suatu permainan kata-kata yang menggambarkan perbedaan penafsiran warna dan konotasi yang terkait dengan warna tersebut. Melalui penggunaan kontras antara deskripsi warna dan konteks penggunaannya, Remy Sylado menyampaikan pesan-pesan yang provokatif dan kontras, yang pada akhirnya mengejutkan pembaca.

Representasi Warna

  1. Hitam: Dalam puisi ini, hitam tidak hanya menggambarkan Irian, tetapi juga identik dengan cuaca malam. Ini menyoroti kompleksitas hitam yang bisa merepresentasikan berbagai hal, dari warna kulit hingga suasana malam.
  2. Biru: Menyoroti penggunaan warna biru yang memiliki banyak makna yang berbeda. Mulai dari biru sebagai warna darah yang membentuk bangsawan hingga biru yang menggambarkan kedalaman laut dan jauhnya gunung. Namun, di sisi lain, biru juga dihubungkan dengan film porno, menunjukkan penggunaan ironis dari warna yang mungkin memiliki konotasi yang berbeda.
  3. Kuning: Digambarkan sebagai kilap yang identik dengan emas dan kekayaan, tetapi juga sebagai warna yang kotor dan tak menarik, yang menggambarkan sifat yang bertentangan.
  4. Merah dan Putih: Merah direpresentasikan sebagai darah, sementara putih hanya disebutkan sebagai "pekat". Ini menunjukkan perbedaan ekstrem antara kehidupan dan kemurnian serta penurunan yang sering kali terjadi.
  5. "Warna" tak Berwarna: Puisi ini mengejutkan pembaca dengan pernyataan terakhir yang tidak memperkenankan kiasan atau metafora warna. Hal ini menunjukkan pemahaman konvensional kita tentang warna, diikuti dengan pernyataan yang konyol dan humoris, menyiratkan bahwa segala sesuatu memiliki dualitas dan interpretasi yang berbeda-beda.

Simbolisme dan Ironi

  • Puisi ini menggunakan warna sebagai simbol dan mengubah interpretasinya secara tiba-tiba, mengejutkan pembaca dengan ironi dan kontras yang menyiratkan bahwa persepsi warna tergantung pada konteksnya.
Puisi ini menunjukkan betapa subjektifnya interpretasi kita tentang warna dan bagaimana warna sering kali terkait dengan makna dan situasi tertentu. Remy Sylado menggambarkan berbagai interpretasi warna yang meluas dan membingungkan, menjadikan puisi ini sebuah permainan kata-kata yang menantang interpretasi konvensional.

Puisi: Warna-Warni Perjanjian
Puisi: Warna-Warni Perjanjian
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.