Yessika, Bunga dan Kupu-Kupu
Jelang tutup buku, di halaman terakhir
kembali aku mengukir namamu: Yessika
sebuah puisi cinta beraroma bunga.
Dalam puisi yang kutulis itu wajahmu terhampar
di antara kelopak bunga dan kupu-kupu mengepakkan
sayap-sayap harap: ah, kaligrafi namamu
menyumbulkan rindu yang rindang
dan suaramu mengalunkan qasidah keagungan
Jadilah kupu-kupu bagiku, Yessika
gerakkan jemari lentik itu menyentuh serbuk putik-sari
hingga kelak dari rahim waktu lahir anak-anak sajak
yang tak lelah mengecup kelopak
nama-nama harum bunga.
17 Desember 2010
Puisi: Yessika, Bunga dan Kupu-Kupu
Karya: Dimas Arika Mihardja