Puisi: Dari Gunung Sion (Karya Linus Suryadi AG)

Puisi "Dari Gunung Sion" mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan, keheningan, perjuangan, dan ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Dari Gunung Sion
(Prosesi)

Jika dari gunung Sion
Ke jantung kota Jerusalem
Arak-arakan yang panjang
Pada rangkaian hari Pondok Palem

Bagaikan pergi ziarah
Ke kubur-kubur di bukit
Dalam gaung-gema nyanyian
Menyibak kesunyian batu granit

Para putri ngapu rancang
Betapa jauh iringan
Betapa terjal jalan
Dengan sekelumit doa pengharapan

Jika saja musim balau
Dari puing-puing bayang
Kita pun usah mengigau
Berlindung di bawah Tiang Berpalang.

Kadisobo, 10 April 1987

Sumber: Rumah Panggung (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Dari Gunung Sion" karya Linus Suryadi AG menghadirkan gambaran yang kaya akan simbolisme dan keindahan bahasa untuk menyampaikan pesan yang mendalam tentang perjalanan spiritual dan harapan. Dengan memanfaatkan metafora dan gambaran alam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan kehidupan dan pencarian makna.

Perjalanan Menuju Jerusalem: Puisi ini dibuka dengan gambaran perjalanan dari Gunung Sion ke kota Jerusalem. Metafora ini menggambarkan perjalanan spiritual yang penting bagi banyak keyakinan dan tradisi keagamaan. Gunung Sion dan Jerusalem menjadi simbol tempat suci dan tujuan akhir perjalanan rohani.

Arak-arakan dan Perjalanan Spiritual: Arak-arakan yang panjang pada hari Pondok Palem membawa citra perjalanan rohani yang penuh makna. Seperti ziarah ke kubur-kubur di bukit, perjalanan ini mengisyaratkan penghormatan kepada leluhur dan para penjaga tradisi spiritual.

Gaung-Gema Nyanyian dan Kesunyian Batu Granit: Puisi ini memperlihatkan kontras antara gaung-gema nyanyian dan kesunyian batu granit. Ini menciptakan gambaran kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan keheningan. Dalam kesunyian batu granit, kita dapat menemukan kedalaman spiritual dan refleksi yang mendalam.

Putri ngapu rancang dan Doa Pengharapan: Gambaran para putri ngapu rancang menunjukkan kerinduan dan tekad yang kuat dalam menghadapi perjalanan yang sulit. Dengan sekelumit doa pengharapan, mereka menunjukkan kekuatan spiritual dan ketabahan dalam menghadapi rintangan.

Musim Balau dan Perlindungan di Bawah Tiang Berpalang: Puisi ini diakhiri dengan gambaran tentang musim balau dan perlindungan di bawah Tiang Berpalang. Ini dapat diartikan sebagai perlambangan tentang masa-masa ujian dan penderitaan, di mana kita mencari perlindungan dan kekuatan dalam iman dan keyakinan kita.

Dengan metafora dan gambaran yang kaya, puisi "Dari Gunung Sion" mempersembahkan perjalanan spiritual yang penuh dengan makna dan harapan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan, keheningan, perjuangan, dan ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup. Seperti perjalanan dari Gunung Sion ke Jerusalem, puisi ini menjadi perenungan tentang tujuan dan makna dalam perjalanan kehidupan yang kita lalui.


Linus Suryadi AG
Puisi: Dari Gunung Sion
Karya: Linus Suryadi AG

Biodata Linus Suryadi AG:
  • Linus Suryadi AG lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di dusun Kadisobo, Sleman, Yogyakarta.
  • Linus Suryadi AG meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1999 (pada usia 48 tahun) di Yogyakarta.
  • AG (Agustinus) adalah nama baptis Linus Suryadi sebagai pemeluk agama Katolik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.