Puisi: Inang Sarge (Karya Iwan Simatupang)

Puisi "Inang Sarge" karya Iwan Simatupang mengusung tema kesendirian, kegembiraan yang terhalang, dan pergulatan batin seseorang dalam mencari ....
Inang Sarge

Inang Sarge,
Janda gembala.
Di lereng bukit.
Sendiri.

Sekali.
Datang pertapa
Raja Inang Sarge
Membagi sunyi
Di puncak bukit.

Inang Sarge,
Dahaga bercinta.
Tapi.
Enggan berbagi
Dengan puncak bukit.

Kembali pertapa
Ke puncak sunyi.
Berkabar sunyi.
–  Inang Sarge
Lari, tinggalkan bukit.

Inang Sarge,
Janda sendiri.
Kelana
Kasih tak sampai.

Sumber: Majalah Mimbar Indonesia (13 Februari 1954)

Analisis Puisi:
Puisi "Inang Sarge" karya Iwan Simatupang adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan dan perasaan seorang wanita yang disebut sebagai Inang Sarge. Puisi ini mengusung tema kesendirian, kegembiraan yang terhalang, dan pergulatan batin seseorang dalam mencari makna hidup. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, Iwan Simatupang berhasil menciptakan atmosfer yang khas dalam puisinya.

Struktur dan Gaya Bahasa: Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang membentuk suatu narasi. Setiap bait mengandung makna dan menyampaikan cerita yang berkembang sepanjang puisi. Gaya bahasa yang digunakan Iwan Simatupang cukup sederhana, tetapi mampu menyampaikan kekompleksan emosi dan perasaan karakter Inang Sarge.

Tema Kesendirian dan Kegembiraan Terhalang: Bait pertama menggambarkan Inang Sarge sebagai janda gembala yang tinggal di lereng bukit sendirian. Meski berada di lingkungan alam yang indah, kehadirannya seakan ditandai oleh kesendirian yang menghampiri. Ketika datang seorang pertapa, suasana sunyi di puncak bukit pun terpecahkan. Namun, kegembiraan tersebut hanya bersifat sementara, dan Inang Sarge kembali sendiri.

Dahaga Bercinta dan Enggan Berbagi dengan Puncak Bukit: Bait-bait selanjutnya menggambarkan dahaga bercinta Inang Sarge yang tidak terpenuhi. Meskipun begitu, Inang Sarge tampak enggan untuk berbagi perasaannya dengan puncak bukit. Mungkin, hal ini mencerminkan penolakan atau ketidakmampuan untuk terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi atau mendalam.

Pertapa dan Kembalinya Sunyi: Ketika pertapa kembali ke puncak bukit, suasana sunyi pun kembali menyelimuti. Inang Sarge lari, meninggalkan bukit, dan dengan demikian, meninggalkan kehidupan yang dijalani. Bisa jadi, ini adalah representasi dari keputusan untuk menghindari atau menolak sesuatu yang mungkin membawa perubahan atau kebahagiaan.

Kelana Kasih yang Tak Sampai: Bait terakhir mencerminkan kehidupan Inang Sarge yang berlanjut sebagai seorang janda sendiri yang kelana. Kasih yang dicarinya tampaknya tidak pernah sampai ke tujuannya. Kesendirian dan ketidakmampuannya untuk mencapai kebahagiaan tergambar jelas dalam kata-kata ini.

Melalui puisi "Inang Sarge", Iwan Simatupang menghadirkan gambaran kehidupan seorang wanita yang merindukan kebahagiaan namun terhambat oleh berbagai rintangan dan keputusan hidup. Kesendirian dan ketidakmampuan untuk terhubung dengan lingkungan sekitarnya menjadi tema sentral, dan melalui bait-bait yang indah, pembaca diundang untuk merenungkan makna dan perasaan yang tersirat di dalamnya.

Iwan Simatupang
Puisi: Inang Sarge
Karya: Iwan Simatupang

Biodata Iwan Simatupang:
  • Iwan Simatupang (Iwan Maratua Dongan Simatupang) lahir pada tanggal 18 Januari 1928 di Sibolga, Sumatera Utara.
  • Iwan Simatupang meninggal dunia pada tanggal 4 Agustus 1970 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.