Puisi: Jangan Tanggung Jangan Kepalang (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Jangan Tanggung Jangan Kepalang" karya Sutan Takdir Alisjahbana mengajak pembaca untuk mengadopsi sikap proaktif dalam hidup, mengejar ...
Jangan Tanggung Jangan Kepalang

Jangan tanggung jangan kepalang,
Bercipta mencipta,
Bekerja memuja,
Berangan mengawan,
Berperang berjuang.

Mengapa bimbang berhati walang,
Berhenti tertegun langkah tertahan,
Takut percuma segala kerja,
Sangsi berharga apa dipuja?

Wahai teman,
Merata buih di tepi pasir,
Tetapi gelombang mengulang,
Gairah menggulung menuju teluk
Selera tua gugur di tanah,
Pucuk muda tertawa mengorak sela,
Keranda muram diusung ke makam,
Jejaka muda bersumpah baka,
Cinta gairah hati remaja.

Lenyaplah sangsi, lenyaplah ngeri.
Indah gelombang mengejar pantai,
Indah pucuk menjelma rupa,
Indah jejaka memuja cinta,
Benar, indah segala hidup,
Menyerah tenaga menurut hasrat,
Tiada tanggung tiada kepalang.

Oktober, 1937

Sumber: Lagu Pemacu Ombak (1978)

Analisis Puisi:
Puisi "Jangan Tanggung Jangan Kepalang" karya Sutan Takdir Alisjahbana mengajak pembaca untuk mengadopsi sikap proaktif dalam hidup, mengejar impian, dan menghadapi tantangan dengan penuh semangat.

Ajakan untuk Bertindak Tanpa Ragu-Ragu: Puisi ini secara konsisten menekankan pentingnya bertindak tanpa ragu-ragu atau kebingungan. Penggunaan frasa "Jangan tanggung jangan kepalang" menggambarkan sikap yang berani dan tegas dalam menghadapi kehidupan.

Penghargaan terhadap Karya, Mimpi, dan Perjuangan: Alisjahbana mendorong pembaca untuk menghargai segala jenis karya, mimpi, dan perjuangan. Pesan ini tercermin dalam baris-baris yang menggambarkan keberanian dalam mencipta, bekerja, bermimpi, berperang, dan berjuang untuk apa yang diyakini.

Penolakan terhadap Ketakutan dan Keragu-raguan: Puisi ini menolak ketakutan dan keragu-raguan sebagai penghalang bagi keberhasilan dan pencapaian. Alisjahbana menekankan bahwa ketakutan dan keragu-raguan hanya akan menghambat kemajuan dan keberhasilan seseorang.

Penerimaan akan Keindahan Hidup: Meskipun menghadapi tantangan dan kegagalan, puisi ini menerima keindahan hidup dalam segala bentuknya. Bahkan dalam kesedihan dan kegagalan, masih ada keindahan yang dapat dinikmati dan dihargai.

Penekanan pada Semangat Hidup dan Cinta: Puisi ini menekankan semangat hidup dan cinta sebagai pendorong utama dalam menghadapi kehidupan. Alisjahbana menegaskan bahwa cinta dan semangat hidup adalah kekuatan yang dapat memotivasi seseorang untuk mencapai tujuan dan impian mereka.

Puisi "Jangan Tanggung Jangan Kepalang" adalah sebuah pengingat untuk hidup dengan keberanian, semangat, dan ketegasan. Alisjahbana mendorong pembaca untuk menghargai karya, mimpi, dan perjuangan, serta menolak ketakutan dan keragu-raguan sebagai penghalang dalam mencapai tujuan hidup. Dengan mengadopsi sikap proaktif dan penuh semangat, seseorang dapat menghargai keindahan hidup dan meraih kesuksesan sesungguhnya.

Puisi: Jangan Tanggung Jangan Kepalang
Puisi: Jangan Tanggung Jangan Kepalang
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.