Puisi: Ramadhan (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Ramadhan" karya Sutardji Calzoum Bachri mengajak kita untuk merenungkan nilai-nilai keberkahan, ibadah, dan pertumbuhan spiritual yang ...
Ramadhan


Ramadhan datang
Jangan terpesona
Dalam lapar dahaga
Ramadhan datang
Mari kita pesta

Melagu menari
Nyanyikan kalbu
Dalam irama jiwa
Dalam luruh tubuh
Dalam tekad membasuh

Ayo santap hidangan
Mutu manikam qiyam
Rukuk sujud tasyahud
Dalam lezat iman

Nyanyikan syiammu
Nada dasar Qur’an
Mantapkan segala qiyam
Siang malam
Biarkan pilar mesjid
Iri diam diam

Dari mangkuk rukuk
Menenggak arak tobat
Dari segala sujud 
Kita debu di hadapan Zat

Asyik maksyuk kalbu
Dalam hajatan Ramadhan
Melahap kurma anggur bajigur
Durian iman

Sambil mengagung gaungkan 
Qur’an
Panjatkan ruhmu
Hingga lapisan iman
Terdalam

Moga berkenan datang
Teman ikhsan
Memandang
Melukdekapkan
Pandangan sayang

Inilah pesta
Tanpa makanan badan
Inilah hajatan jiwa
Mengingat hari kenangan
Inilah upaya 
Menyongsong
Hari kemuliaan menang

Lihatlah
Lewat mata ruhmu
Gravitasi rindu
Menghentakkan jejak
Tari telapak rindu
Sambil mengucapkan refrein
Satu Satu Satu

Hanya debu tari telapak kalbu
Cukup sudah meluruh kami
Pada Dambaan yang Satu
Maka dalam kepayang girang
Kupanggil Nama-Nya
Hu Hu Hu

Menanjak madumadah kami
Dalam kasidah pasrah
Kepada Dia yang
Menyebarkan ruh merindu

Ayo puasawan
Tahan diri kalian
Dari segala kehendak badan
Lepaskan 
Dari segala kerendahan

Terbanglah ke dalam
Puncak Ramadhan
Meninggi
Tinggalkan segala badan
Meninggi
Terbang
Ke langit Ruh
Memadumadah
Dalam kasidah pasrah
Dalam Dia yang Maha Sah


Analisis Puisi:
Puisi "Ramadhan" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya sastra yang merayakan dan merenungkan makna dan pengalaman bulan Ramadhan dalam agama Islam. Puisi ini mencakup tema-tema seperti ibadah, introspeksi diri, dan kerohanian.

Tema Ramadhan: Puisi ini secara eksplisit berbicara tentang bulan Ramadhan, bulan suci dalam agama Islam di mana umat Muslim diwajibkan berpuasa sepanjang hari. Puisi ini menyoroti makna dan pengalaman spiritual yang disediakan oleh bulan Ramadhan. Selama bulan ini, umat Muslim fokus pada ibadah, membaca Al-Qur'an, dan melakukan amal baik.

Semangat Pesta Spiritual: Penyair merayakan bulan Ramadhan sebagai pesta spiritual. Kata-kata seperti "Jangan terpesona dalam lapar dahaga, mari kita pesta" menggambarkan semangat gembira dan kegembiraan yang dirasakan oleh umat Muslim selama Ramadhan. Ini adalah "pesta" yang berbeda, di mana kegembiraan datang dari koneksi spiritual dan ketakwaan kepada Allah.

Nilai-Nilai Ibadah dan Keberkahan: Puisi ini menyoroti nilai-nilai ibadah dan keberkahan selama bulan Ramadhan. Ibadah seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur'an menjadi fokus utama dalam bulan suci ini. Penyair menggambarkan pemuasan dari "makanan badan" sebagai pengorbanan dan perenungan diri yang mengarah ke pertumbuhan spiritual.

Hubungan dengan Allah: Puisi ini menciptakan koneksi kuat dengan Allah melalui amal ibadah dan pengorbanan yang diwujudkan dalam ibadah puasa. Hal ini terlihat dalam penggunaan kata-kata seperti "Mantapkan segala qiyam" dan "Kita debu di hadapan Zat." Ini mencerminkan hubungan yang mendalam dan penuh hormat antara umat Muslim dengan Pencipta mereka.

Peningkatan Spiritual: Penyair merenungkan bahwa selama Ramadhan, umat Muslim harus memfokuskan diri pada peningkatan spiritual dan penghapusan ego. Puisi ini mengajak untuk melepaskan "segala kerendahan" dan mengangkat diri menuju "puncak Ramadhan."

Bahasa dan Ritme: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang mendalam dan mengalir, dengan penggunaan repetisi yang memberikan ritme khusus yang memperkuat pesan-pesan keagamaan dan spiritualnya.

Puisi "Ramadhan" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah penghormatan dan perayaan bagi bulan suci dalam agama Islam. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan nilai-nilai keberkahan, ibadah, dan pertumbuhan spiritual yang datang dengan mematuhi ajaran agama selama bulan Ramadhan.

Puisi: Ramadhan
Puisi: Ramadhan
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.