Puisi: Si Nanggar Tulo (Karya Iwan Simatupang)

Puisi "Si Nanggar Tulo" mempersembahkan gambaran budaya danau dan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dengan gaya bahasa dan simbolisme yang ...
Si Nanggar Tulo
(Kepada Gadis Humbang)

Naggar Tullo bangkit dari danau
Dari kembar biru dan hijau
Hoi, tinggalkan cumbu dan partandang

Nanggar Tullo datang datarantinggi
Bawa lupa dan kecapi
Hoi, mari nyanyi dan tumba!

Tekun malam daerahtandus
Resah padangpadang lalang
Semua kami tembus –
Naggar Tullo, ayo cerita ayo dendang!

“kali ini cerita
Berpangkal pada ketandusancerita
Sebab
Aku sudah tinggalkan danau
Kerna bagia sudah datang ke sana
Tayang biru dan hijau
Segala wewarna di
Remaja
: panen yang baru lalu
Bikin mahal ikanmas
Dan nelayanremaja
Banyak bercita ke kota
Kabar terakhir katakan
“remaja penyelamlumut
Dan resiabasah kembar biru dan hijau di danau
Bersanding perawan penunggugerbang di kota
Dan
“kami berkirim manikam
Dan slendangsutra sesekali
Ke tepi danau

Kini malammalam di pantai
Lekas berakhiran
Gadis penyulampukat
Cari cumbu
Dalam hempas dan hisakkerinduan di ranjang
Dan
Musimpenghujan yang akan datang
Halangi utasremaja
Turun dari pegunungan
Bawa rayu dan
Kalungrotan bertusuk
Saga

Aku datang kemari
Karena di sini masih ada
Ria
Riaasli berasalusul deritaasli
Endapan doa dan harap-harap-harap
Dari ketandusan dan kekurangan
O, masih bisa bikin udara di sini
Linggajuran dan –
Bewarna!

Mulai kini
: Pulangkan risau dan derita
Kepada mereka –
Yang diiseng bagia!

Aku datang dari kembar biru dan hijau
Aku kini diserbawarena
Serbawareni
: Kabut di sini biru-biru
Lapar di sini ungu-ungu
Pipi di sini merah-merah
Hati di sini puti-puti
Hoi, mari nyanyi
Mati tumba!”

Selamat datang, Nanggar Tullo!
Selamat tinggal di tengah kami!
Nyanyi, hoi! Tumba, hoi! Hoi-hoi-hoi
keliling sama si Naggar Tullo
Si Nanggar Tullo-Tullo-a-Tullo-oo-o....

Sumber: Majalah Zenit (September, 1953)

Catatan:
Humbang = pedataran tinggi tandus, atas dan sekitar Danau Toba.
Partandang = pemuda yang datang martandang (berkunjung cumbu pada gadis-gadis, kebiasaan di Tapanuli).
Tumba = semacam tari bersama dengan nyanyi bersama-sama di Tapanuli.

Analisis Puisi:
Puisi "Si Nanggar Tulo" oleh Iwan Simatupang adalah sebuah karya yang sarat dengan nuansa kebudayaan danau dan perjalanan hidup. Puisi ini menciptakan gambaran tentang Nanggar Tullo, tokoh yang datang dari danau dengan membawa kisah dan pesan yang menghidupkan budaya dan kehidupan masyarakat.

Gambaran Alam dan Budaya: Puisi dimulai dengan gambaran alam danau yang indah, di mana Nanggar Tullo bangkit. Ada perubahan suasana dari kembar biru dan hijau menuju daerah yang tinggi, membangkitkan kegairahan dan semangat dalam perjalanan.

Panggilan untuk Tinggalkan Cumbu dan Partandang: Penyair mengajak Nanggar Tullo untuk meninggalkan keintiman dan kebersamaan di danau, memasuki dunia yang berbeda dan memberikan penghormatan kepada kemampuan musiknya dengan membawa lupa dan kecapi.

Cerita dan Lagu: Nanggar Tullo diundang untuk bercerita dan menyanyi. Puisi membangun citra ketenangan malam dan kemeriahan dalam kehidupan masyarakat setempat. Ada elemen kekaguman terhadap kekuatan cerita dan musik dalam membentuk identitas budaya.

Gambaran Perubahan Sosial: Puisi menggambarkan perubahan sosial yang terjadi, seperti kehidupan nelayan remaja yang beralih ke kota, menyentuh tentang perubahan pola hidup dan aspirasi generasi muda.

Warna-Warna dan Simbolisme: Penyair menggunakan warna-warna sebagai simbol untuk menggambarkan berbagai aspek kehidupan. Setiap warna merepresentasikan emosi, perasaan, dan kehidupan masyarakat. Simbolisme ini menambah kedalaman dan kompleksitas puisi.

Tantangan dan Pesan: Nanggar Tullo datang sebagai perwakilan budaya danau dan mengajak untuk pulang kepada yang "berserba-warna." Ada pesan untuk melepaskan risau dan derita, memulangkan bagia yang sebelumnya diiseng.

Ritme dan Sajak Tradisional: Puisi ini memiliki ritme yang khas dengan penggunaan bahasa dan ungkapan yang mengandung unsur-unsur sajak tradisional Batak. Struktur dan ritme puisi mencerminkan pengaruh budaya Batak yang kental.

Puisi "Si Nanggar Tulo" adalah karya yang penuh warna, mempersembahkan gambaran budaya danau dan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dengan gaya bahasa dan simbolisme yang kuat, puisi ini tidak hanya mengajak pembaca untuk merenungkan nilai budaya dan perjalanan hidup, tetapi juga menggugah rasa kebanggaan terhadap identitas lokal dan budaya yang kaya.

Iwan Simatupang
Puisi: Si Nanggar Tulo
Karya: Iwan Simatupang

Biodata Iwan Simatupang:
  • Iwan Simatupang (Iwan Maratua Dongan Simatupang) lahir pada tanggal 18 Januari 1928 di Sibolga, Sumatera Utara.
  • Iwan Simatupang meninggal dunia pada tanggal 4 Agustus 1970 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.