Puisi: Allah, Ya Allah (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Allah, Ya Allah" karya D. Kemalawati mengungkapkan perasaan dan keprihatinan terhadap konflik di Palestina.
Allah, Ya Allah

Ya Allah
Langit merah di Palestina
Telah Kau lukis di Lauhuh mahfuzh
Telah Kau sebut dalam kitab-Mu
Bani Israil, Bani Israil
Adakah kaum selain mereka
Bertahta dalam api neraka
Kekal di dalamnya
Palestin, Palestin
Para pencari ridha
Tak melewati garis batas
Di sana darah mewangi surga
Anak-anak menuntun jalan bunda
Di sidratul muntaha
Allah, ya Allah
Kugunakan matahatiku
Memaknai langit merah
Lautan darah
Dalam Lauhuh Mahfuzh-Mu
Allah, ya Allah.

Banda Aceh, 12 Juli 2014

Analisis Puisi:
Puisi "Allah, Ya Allah" karya D. Kemalawati adalah karya yang mengungkapkan perasaan dan keprihatinan terhadap konflik di Palestina. Puisi ini mencerminkan keimanan, cinta kepada Allah, serta kepedulian terhadap nasib rakyat Palestina. 

Judul Puisi: Judul "Allah, Ya Allah" mengacu kepada Tuhan dan menunjukkan bahwa puisi ini adalah ekspresi dari hubungan spiritual yang kuat dengan Allah. Ini juga menunjukkan bahwa puisi ini akan mencerminkan perasaan dan pemikiran yang dalam.

Penggambaran Konflik Palestina: Puisi ini menciptakan gambaran tentang konflik di Palestina dengan merujuk pada langit merah di Palestina dan menyebutkannya dalam konteks agama dan kitab suci. Hal ini menunjukkan bahwa konflik di Palestina memiliki dimensi agama yang kuat dan dilihat sebagai bagian dari nasib Bani Israil.

Referensi ke Agama: Puisi ini merujuk pada Bani Israil dan penggunaan kata-kata seperti "kitab-Mu" dan "sidratul muntaha" menunjukkan konsepsi keagamaan dan spiritual yang dalam. Penyair menggunakan agama sebagai latar belakang untuk mengekspresikan keprihatinannya.

Solidaritas Terhadap Rakyat Palestina: Puisi ini mencerminkan rasa solidaritas dengan rakyat Palestina yang menderita akibat konflik. Ketika penyair menyebutkan "Para pencari ridha" dan "anak-anak menuntun jalan bunda," ini menciptakan gambaran tentang rakyat Palestina yang menghadapi penderitaan dan mencari keberkahan dan perlindungan Allah.

Bahasa yang Simbolis: Puisi ini menggunakan bahasa yang simbolis dan metaforis untuk menggambarkan penderitaan dan perjuangan rakyat Palestina. "Lautan darah" adalah metafora yang kuat untuk kekerasan dan penderitaan yang terjadi di sana.

Ekspresi Kepedulian: Puisi ini adalah ekspresi yang kuat tentang keprihatinan dan empati penyair terhadap nasib rakyat Palestina. Ini mencerminkan kesadaran tentang konflik yang berkepanjangan dan penderitaan yang dialami oleh mereka.

Dengan demikian, puisi "Allah, Ya Allah" adalah karya yang menggambarkan perasaan iman, keprihatinan, dan solidaritas penyair terhadap konflik di Palestina. Puisi ini memadukan elemen-elemen agama, kepedulian sosial, dan simbolisme untuk menyampaikan pesan yang mendalam dan emosional.

D. Kemalawati
Puisi: Allah, Ya Allah
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.