Puisi: Desember, Episode Duka Aceh (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Desember, Episode Duka Aceh" menyajikan potret yang mendalam dan mengharukan tentang bencana gempa dan tsunami yang menghantam Aceh pada ...
Desember, Episode Duka Aceh

(I)

Kita masih dalam gemulai Geurutee
ketika kau taburkan resah itu di hatiku
kita menggantung diatas palung terdalam, ucapmu
entah sampai kapan tebing ini mampu bertahan
laut makin riuh di bawah sana.

(II)

Aku menyimpanmu utuh awal Desember
langkahku menjauh ke pulau Galang,
menyantap ‘gong-gong’ di lipatan ombak,
menyibak perahu dari rimbunan alamanda
camp Sinam dan Hoang Nguyen yang terkepung masalalu
lalu barak-barak berteman belukar meremas nyeri dadaku
“Tessa, rumah dan sekolah yang terbakar di negriku
memadai dengan tenda padahal kami kaya raya”
Getirku pecah mengalir

(III)

Pagi, 26 Desember aku terhuyung-huyung di halaman rumah
mendekap erat buah hatiku dalam gundah menggunung
Ulee Lheu telah hilang ditelan ombak, seseorang memekik
ada mayat di tepi Krueng Aceh, pekik yang lainnya
kota telah karam,  kapal-kapal merapat di ‘rajawali’
lari...

(IV)

Jalanan macet, klakson tak henti-hentinya berbunyi
ayo, pergilah
temui mereka, ibu, ayah, istri, suami, anak, adik, kakak dan saudaramu
di manakah kalian, ayo perlihatkan dirimu
turunlah dari pohon, atap rumah, menara Mesjid, tiang listrik
sibak sampah itu, perlihatkan jemarimu
jangan sembunyi di balik reruntuhan
jangan berendam terlalu lama
air itu merusak paru-parumu
ayo bangkit jangan simpan asamu
dalam gulungan ombak

(V)

27 Desember 2004
beberapa lelaki mengusung tandu dalam sepi
yang lain mengembara tak tentu arah
membiarkan Lumpur menghitamkan betisnya
anak-anak merapat sambil melilitkan tangannya
di pinggang ibu
bumi belum berhenti bergoyang
di jalan berbatu ranjang rumah sakit
berderit didorong paksa 
di atasnya terhampar tubuh kaku
digelembungkan air
mereka berhenti di ladang tebu
menggemburkan tanah dengan sepotong skop tua
tak ada yang menabur bunga.

(VI)

Pusat gempa di pantai barat Meulaboh
sia-sia kudamaikan hatiku.

Banda Aceh, 2 Februari 2005

Analisis Puisi:

Puisi "Desember, Episode Duka Aceh" karya D. Kemalawati merupakan ungkapan yang mendalam tentang tragedi besar yang menimpa Aceh pada bulan Desember tahun 2004, terutama terkait dengan bencana gempa dan tsunami yang mengakibatkan kerusakan dan kehilangan yang besar.

(I): Bagian ini memperkenalkan suasana gemulai di Aceh sebelum datangnya bencana. Namun, ada kekhawatiran yang disampaikan, terutama melalui metafora "resah itu di hatiku", yang mengisyaratkan ketidakpastian yang merayap.

(II): Penyair menggambarkan kehidupan sehari-hari di Aceh, di antara keindahan alam yang masih utuh, tetapi juga melalui sentuhan tragedi masa lalu yang mengganggu. Ada rasa sakit yang mendalam di balik keindahan alam yang dipaparkan.

(III): Deskripsi dramatis pagi hari tanggal 26 Desember, saat tsunami menerjang, memberikan gambaran tentang kepanikan dan ketakutan yang melanda penduduk Aceh. Ekspresi ketakutan dan kehilangan yang mendalam tercermin melalui deskripsi suasana.

(IV): Bagian ini menyampaikan suara penyeruan untuk bertahan dan mencari keluarga yang hilang. Klakson yang tak henti-hentinya berbunyi mencerminkan kegelisahan dan kepanikan dalam situasi bencana yang meluas.

(V): Deskripsi tentang pengusiran korban dan upaya evakuasi memberikan gambaran tentang kekacauan dan keputusasaan yang terjadi setelah bencana. Tangisan dan keputusasaan mengalir dalam suasana tragis yang dihadapi oleh penduduk Aceh.

(VI): Pengakhiran puisi menegaskan penderitaan dan kesedihan yang masih membayangi Aceh setelah bencana. Meskipun pusat gempa terletak di Meulaboh, kehancuran dan penderitaan meluas di seluruh wilayah.

Puisi "Desember, Episode Duka Aceh" menyajikan potret yang mendalam dan mengharukan tentang bencana gempa dan tsunami yang menghantam Aceh pada tahun 2004. Melalui penggunaan bahasa yang kaya akan imaji dan metafora, penyair berhasil menyampaikan ketakutan, kehilangan, dan keputusasaan yang dirasakan oleh masyarakat Aceh dalam menghadapi tragedi besar ini.

Puisi
Puisi: Desember, Episode Duka Aceh
Karya: D. Kemalawati
© Sepenuhnya. All rights reserved.