Puisi: Di Hempas Badai (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Di Hempas Badai" karya D. Kemalawati menggambarkan perjalanan hidup sebagai sebuah petualangan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.
Di Hempas Badai

Seperti biduk rapuh bermain di samudra
alangkah hebatnya petualangan ini
seperti layang-layang di tengah padang
inilah tangan mengulur
harap terbang tinggi

Seperti kelana di hutan belantara
ikut arah angin kembara
seperti lilin di tengah gubuk
maka badai adalah satu-satunya
nyanyian perkasa
(seharusnya)

Meulaboh, Mei 1990

Analisis Puisi:

Puisi "Di Hempas Badai" karya D. Kemalawati menggambarkan perjalanan hidup sebagai sebuah petualangan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

Perumpamaan Alam: Penyair menggunakan perumpamaan alam seperti biduk rapuh di samudra, layang-layang di padang, dan lilin di gubuk untuk menggambarkan perjalanan hidup. Biduk rapuh di samudra menunjukkan betapa kecilnya manusia di hadapan kekuatan alam, sementara layang-layang di padang melambangkan kebebasan dan keinginan untuk terbang tinggi. Lilin di gubuk menggambarkan ketahanan di tengah kegelapan, di mana badai adalah ujian yang harus dihadapi.

Kehidupan sebagai Petualangan: Puisi ini menggambarkan kehidupan sebagai sebuah petualangan yang penuh dengan risiko dan tantangan. Seperti seorang kelana di hutan belantara, manusia harus mengikuti arah angin kembara ke mana pun takdir membawanya. Badai di sini bukan hanya fenomena alam, tetapi juga metafora dari kesulitan dan cobaan dalam hidup.

Nyanyian Perkasa Badai: Penyair menekankan bahwa badai adalah satu-satunya nyanyian perkasa dalam perjalanan hidup. Ini menunjukkan bahwa melalui menghadapi badai, manusia dapat menemukan kekuatan dan ketahanan yang ada dalam diri mereka. Badai di sini tidak hanya sebagai hambatan, tetapi juga sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang.

Harapan dan Keberanian: Meskipun menghadapi badai dan tantangan, ada semangat harapan dan keberanian yang muncul dari puisi ini. Penyair mengajak untuk mengulur tangan dan berharap terbang tinggi, menunjukkan bahwa meskipun badai menerpa, masih ada harapan untuk keluar dari tantangan tersebut dengan lebih kuat dan lebih bijaksana.

Dengan menggunakan perumpamaan alam yang kuat dan bahasa yang menggugah, puisi "Di Hempas Badai" menggambarkan perjalanan hidup sebagai sebuah petualangan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, namun juga menyiratkan harapan dan keberanian untuk menghadapinya.

D. Kemalawati
Puisi: Di Hempas Badai
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.