Analisis Puisi:
Puisi "Puing Gempa dan Lingkar Tsunami" karya Hasbi Burman menggambarkan penderitaan dan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam, serta dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Penderitaan dan Kehancuran: Puisi ini menggambarkan kehancuran yang disebabkan oleh gempa dan tsunami, terutama dalam gambaran "puing gempa" dan "lingkar tsunami". Penggunaan kata-kata seperti "tercenung", "pedih", dan "menusuk sampai renyuh" menyampaikan rasa sakit dan penderitaan yang mendalam akibat bencana tersebut.
Kehidupan yang Hancur: Puisi ini juga menyoroti kehidupan yang hancur akibat bencana, seperti yang tercermin dalam gambaran "korban-korban" yang terdampak. Dalam "lingkar tsunami", kehidupan diibaratkan sebagai sebuah etalase yang ramai dan riuh rendah, namun kini menjadi puing-puing dan kehampaan.
Perilaku yang Luruh: Penyair merenungkan perilaku manusia yang berubah akibat bencana. Penggunaan metafora "perilaku yang luruh dalam membeku" menggambarkan kehilangan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian di tengah-tengah bencana.
Ketandusan Hati yang Pergi: Puisi ini mengakhiri dengan gambaran yang puitis tentang "butir-butir yang bergerak di atas sabana" yang melambangkan ketandusan hati dan kehilangan yang menyertai bencana. Ini menggambarkan bagaimana bencana alam tidak hanya merusak fisik, tetapi juga menghancurkan jiwa dan roh manusia.
Puing "Gempa dan Lingkar Tsunami" karya Hasbi Burman adalah sebuah puisi yang menggambarkan kehancuran, penderitaan, dan kehilangan yang disebabkan oleh bencana alam. Melalui gambaran yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini menyoroti dampak emosional dan psikologis yang mendalam dari bencana tersebut, serta perubahan dalam perilaku manusia di tengah-tengah kehancuran.
Puisi: Puing Gempa dan Lingkar Tsunami
Karya: Hasbi Burman
Biodata Hasbi Burman:
- Hasbi Burman (Presiden Rex) lahir pada tanggal 9 Agustus 1955 di Lhok Buya, Aceh Barat.