Puisi: Yang Pergi di Waktu Malam (Karya D. Kemalawati)

Puisi "Yang Pergi di Waktu Malam" karya D. Kemalawati menggambarkan kehampaan, kesedihan, dan refleksi terhadap kepergian seseorang yang dicintai.
Yang Pergi di Waktu Malam

Aku masih terjaga menanti kepulanganmu
betapa malam telah sepi
desahmu penuh duka
"Tadi malam aku lupa berjaga
padahal sebelum kujenguk dia
terpikir olehku kamera
dia telah pergi
tanpa sempat kuabadikan deritanya"
"Sudahlah, sayang" ucapku
"Sungguh sudah sangat banyak yang telah pergi
sementara tubuhmu pun akan semakin rapuh"
"Aku hanya ingin kau tahu tentang perawan yang
disetubuhi peluru itu telah pergi selamanya"
Aku tersenyum
Kau semakin meradang
"Begitu mudahnya memutuskan tali kehidupan
hingga wanita yang terkapar diberondongi selangkangannya
Ah. Percuma kaujadi ibu," gerutumu makin panjang
Nun di sana di awan-awan Yuni melambaikan tangannya padaku
Gadis belia itu tersenyum melangkah di antara kembang putih
wanginya tercium ke bumi.

Banda Aceh, 10 Mei 1999

Catatan:
Yuni Afrida, gadis belia yang tertembus peluru di selangkangannya, saat tragedi Simpang KKA, Lhokseumawe, 1999.

Analisis Puisi:

Puisi "Yang Pergi di Waktu Malam" karya D. Kemalawati adalah sebuah karya yang menggambarkan kehampaan, kesedihan, dan refleksi terhadap kepergian seseorang yang dicintai. Dengan menggunakan bahasa yang mendalam dan gambaran yang kuat, puisi ini menghadirkan perasaan yang mendalam.

Kehampaan Malam: Puisi dimulai dengan gambaran tentang kehampaan malam yang sepi, yang menciptakan suasana yang cocok untuk merenungkan kepergian seseorang yang dicintai. Kejadian ini menimbulkan duka dan kesedihan yang mendalam.

Percakapan dalam Duka: Dialog antara dua karakter dalam puisi ini menyoroti perasaan yang saling bertentangan. Salah satu karakter mencoba menghibur yang lain dengan mengingatkan tentang kenyataan kehidupan yang penuh dengan kepergian dan kesedihan, sementara yang lain meradang dan merasa putus asa atas kejadian yang telah terjadi.

Refleksi tentang Kehidupan dan Kematian: Percakapan antara dua karakter ini juga mengajukan pertanyaan yang dalam tentang arti kehidupan, kepergian, dan keberadaan manusia di dunia. Puisi ini menyoroti bagaimana kehidupan dan kematian saling terkait dan bagaimana manusia berusaha mencari makna di tengah-tengahnya.

Simbolisme Alam: Gambaran tentang gadis belia yang melangkah di antara kembang putih dan meninggalkan wanginya yang tercium oleh bumi merupakan simbol alam tentang siklus kehidupan dan kematian. Ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang telah pergi, kehidupan akan terus berlanjut dalam alam semesta.

Kehadiran Yang Tak Terlupakan: Meskipun kepergian seseorang meninggalkan kekosongan yang mendalam, puisi ini menyoroti bahwa kenangan dan kehadiran mereka masih hidup dalam ingatan dan hati mereka yang ditinggalkan.

Dengan menggunakan bahasa yang kaya dan gambaran yang kuat, puisi "Yang Pergi di Waktu Malam" menggambarkan perasaan duka dan refleksi yang mendalam atas kepergian seseorang yang dicintai, serta menyoroti pertanyaan tentang arti kehidupan dan kematian.

D. Kemalawati
Puisi: Yang Pergi di Waktu Malam
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.