Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Hikayat Diam-Diam (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Hikayat Diam-Diam" karya Mustafa Ismail menghadirkan narasi yang penuh dengan keheningan, introspeksi, dan pengalaman emosional yang dalam.
Hikayat Diam-Diam
(Mengenang Y)

Sunyi menyusup, kau tak hendak berkata
apa pun, langit di luar hijau

Kita masuk, pada satu hikayat, dan menulis
aksara baru, diam-diam

Kita merangkai kesunyian demi kesunyian,
daun demi daun, juga diam-diam

Sampai pada satu titik, kita melihat langit
memerah, di luar hujan

Kita bergegas, memecah kesunyian dan pulang
ke dalam diam

Sunyi menyusup, kau tak pernah berkata
apa pun, ketika harus pergi, pagi itu

Ketika laut membuncah, menggulung
sejarahmu, diam-diam.

Pamulang, 5 Januari 2005

Analisis Puisi:

Puisi "Hikayat Diam-Diam" karya Mustafa Ismail terbuka dengan tema sunyi yang mendalam, di mana "sunyi menyusup" dan karakter yang tidak berkata-kata banyak. Hal ini menciptakan suasana introspektif dan meditatif dalam karya, di mana pengalaman pribadi dan emosi diproses secara diam-diam.

Penggunaan Motif Langit dan Hujan

Motif langit yang "hijau" dan langit yang "memerah" memberikan kontras yang kuat dalam puisi ini. Langit hijau mungkin menggambarkan kesegaran atau kehijauan baru, sementara langit merah dapat melambangkan perubahan atau kehangatan yang intens. Hujan, sebagai elemen alam, sering kali digunakan untuk menciptakan perubahan suasana dan menyoroti momen refleksi atau transformasi.

Narasi Hikayat dan Penulisan Aksara Baru

Penggunaan istilah "hikayat" dan "aksara baru" mencerminkan proses pembuatan cerita atau narasi baru dalam kehidupan atau pengalaman pribadi. Ini bisa diartikan sebagai pencarian makna baru, pemahaman baru, atau bahkan transformasi diri melalui keheningan dan refleksi.

Penyampaian Emosi Melalui Kesunyian

Puisi ini menggambarkan rangkaian kesunyian yang merangkai emosi dan pemikiran secara halus. Kesunyian digambarkan sebagai medium untuk merenungkan dan mengolah pengalaman, tanpa perlu banyak kata-kata. Ini menyoroti kekuatan keheningan dalam meresapi makna hidup yang dalam.

Akhir yang Melankolis dan Reflektif

Puisi ini diakhiri dengan nada yang melankolis, di mana karakter utama pergi dalam diam saat "laut membuncah" dan menggulung sejarahnya. Ini mungkin mengisyaratkan pengalaman yang penuh dengan keheningan dan introspeksi yang mendalam, serta perubahan yang terjadi di sepanjang perjalanan hidupnya.

Puisi "Hikayat Diam-Diam" karya Mustafa Ismail menghadirkan narasi yang penuh dengan keheningan, introspeksi, dan pengalaman emosional yang dalam. Dengan menggunakan motif langit, hujan, dan kesunyian, Ismail berhasil menciptakan atmosfer meditatif yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan perubahan yang terjadi dalam keheningan. Puisi ini mengajak kita untuk memahami kekuatan keheningan dalam merangkai narasi pribadi yang penuh makna.

Mustafa Ismail
Puisi: Hikayat Diam-Diam
Karya: Mustafa Ismail

Biodata Mustafa Ismail:
  • Mustafa Ismail lahir pada tanggal 25 Agustus 1971 di Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.