Analisis Puisi:
Puisi "Merindui Kampung dan Rumah" karya Sulaiman Juned menggambarkan kerinduan yang mendalam terhadap kampung halaman dan rumah, serta kehangatan dan kenangan yang terkait dengannya.
Kerinduan yang Mendalam: Penyair mengekspresikan kerinduan yang sangat mendalam terhadap kampung halaman dan rumah. Ini tercermin dari pengulangan frasa "merindui kampung dan rumah" yang memperkuat perasaan kerinduan yang tak terukur.
Simbol Mawar dan Harum: Mawar di kampung halaman menjadi simbol keindahan dan harumnya kenangan. Mawar tidak hanya sebagai bunga, tetapi juga memancarkan harum yang dititipkan Tuhan, menciptakan suasana yang penuh dengan kehangatan dan kedamaian.
Kesederhanaan dan Ketenangan: Kampung halaman dan rumah dijelaskan sebagai tempat berteduh, meskipun terkadang diselimuti kabut. Meskipun kabut merabunkan pandangan, tempat itu tetap menjadi tempat yang nyaman dan penuh ketenangan.
Kesepian di Rantau: Penyair menciptakan kontras antara kerinduan akan kampung halaman dan rumah dengan kesepian yang dirasakan di rantau. Meskipun di tengah keramaian, mereka merasa sepi karena kehilangan ikatan emosional dengan kampung halaman.
Kesimpulan yang Menggugah: Puisi ditutup dengan seruan "Ah!" yang memberikan kesan keputusasaan dan rasa penyesalan atas kehilangan hubungan dengan kampung halaman dan rumah. Seruan ini juga mencerminkan perasaan kerinduan yang mendalam yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang sederhana, Sulaiman Juned berhasil menggambarkan kerinduan yang universal terhadap tempat asal dan kehangatan rumah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kebersamaan, kehangatan, dan kecintaan terhadap akar dan identitas budaya.
Karya: Sulaiman Juned