Puisi: Sajak Sang Lelaki (Karya Rini Intama)

Puisi "Sajak Sang Lelaki" karya Rini Intama menggambarkan suasana dan perasaan seorang lelaki yang tengah mengalami kepayahan cinta dan romantisme.
Sajak Sang Lelaki


Sang Lelaki, sebatang cerutu mengasap
mengepul mabuk cinta kepayang
duduk merentang tangan melipat kaki
membaca ulasan syair pada lontar

Duhai Pujangga di taman sang dewi
menembang kidung kasmaran tak lapuk
oleh waktu yang menggilas panjang

Duhai Juwita wiwitan cinta
degung, kecapi karawitan
memetik denting mengalun syahdu.


Pantura, 2 April 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Sang Lelaki" karya Rini Intama menggambarkan suasana dan perasaan seorang lelaki yang tengah mengalami kepayahan cinta dan romantisme. Puisi ini menyajikan gambaran tentang suasana hati dan perenungan sang lelaki melalui penggambaran elemen-elemen seperti cerutu, cinta, keindahan alam, dan seni.

Gambaran Seorang Lelaki: Puisi ini memulai dengan gambaran seorang lelaki yang tengah menikmati cerutu sambil mengasapi. Cerutu seringkali diasosiasikan dengan gambaran maskulinitas, dan adegan ini memberikan nuansa tenang dan misterius pada tokoh sang lelaki.

Pemabukan Cinta dan Romantisme: Penggunaan kata "mabuk cinta kepayang" memberikan gambaran tentang perasaan penuh cinta yang memabukkan sang lelaki. Ini menunjukkan bahwa dia tengah terpesona oleh perasaan cintanya dan tengah dalam keadaan "mabuk" akibatnya.

Aktivitas dan Kontemplasi: Sang lelaki digambarkan duduk merentang dengan tangan melipat kaki, menunjukkan keadaan santai dan kontemplatif. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa dia tengah merenungkan atau meresapi perasaan yang sedang ia alami.

Lontar dan Tradisi Sastra: Ulasan syair pada lontar menciptakan nuansa tradisi sastra dan budaya. Lontar adalah sejenis daun yang digunakan untuk menulis teks-teks kuno di Indonesia, dan penggunaan kata ini menggambarkan sang lelaki sebagai sosok yang menghargai seni dan warisan budaya.

Nuansa Romantis: Puisi ini juga menciptakan nuansa romantis dengan menyebut "Duhai Pujangga di taman sang dewi" dan "kidung kasmaran tak lapuk." Penggunaan kata-kata ini menghadirkan gambaran seorang pujangga yang sedang mengekspresikan perasaan cintanya melalui kidung-kidung yang abadi.

Keindahan Alam dan Seni: Penggambaran "degung, kecapi karawitan" menunjukkan pengaruh keindahan alam dan seni tradisional pada suasana puisi. Ini bisa diartikan bahwa sang lelaki menemukan inspirasi dari alam dan budaya dalam merasakan dan mengungkapkan cintanya.

Puisi "Sajak Sang Lelaki" karya Rini Intama menghadirkan suasana cinta, romantisisme, dan kontemplasi dalam gambaran seorang lelaki yang tengah mengasapi cerutu dan merenungkan perasaannya. Puisi ini berhasil menggambarkan kedalaman perasaan dan suasana hati sang lelaki melalui penggunaan gambaran alam, seni, dan budaya.

Rini Intama
Puisi: Sajak Sang Lelaki
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.