Puisi: Surat Bekas Mahasiswa kepada Aktivis Mahasiswa (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Surat Bekas Mahasiswa kepada Aktivis Mahasiswa" karya Sulaiman Juned adalah karya yang menarik karena mencerminkan perasaan kekecewaan, ....
Surat Bekas Mahasiswa kepada Aktivis Mahasiswa
(bagi aktivis mahasiswa Unsyiah)

Inilah suratku
kukirim kepada yang mengaku aktivis
catatan pada selembar daun kering di tangan
kukirim juga kepada saudaraku yang tertindas peradaban
kota. Hingga bulan pecah berdarah
turun ke pelukan bunda, matahari tersangkut di ujung
ketidakadilan.

Inilah suratku
kukirim kepada yang mengaku aktivis
melantunkan nyanyian dan koor panjang tentang keadilan
katanya berani membela hak yang berhak. Membela orang-orang
terjajah. Kejujuran berdiri atas nama
keadilan.

Inilah suratku
kukirim kepada yang mengaku aktivis
mari simak-nikmati manisnya gula-gula. Agar tak sakit
bila merasakan luka - kemarin ada yang digusur;
diganyang-digiring seperti kelinci dikeluarkan dari kandang
kemarin ada yang meratap-menangisi nasib tersebab tak tahu
kemana menggantungkan harap, maka:
jadilah langit sebagai atap
jadilah bumi sebagai lantai
jadilah gunung sebagai dinding
jadilah angin sebagai selimut
mengantar mimpi tidur malam.

Inilah suratku
kukirim kepada yang mengaku aktivis
mana ceritamu beterbangan seperti burung walet
mengantar kedamaian. Mana ceritamu menembus awan
seperti anak panah melesat dari busur jatuhkan bintang-gemintang
menjanjikan seribu harap di relung nurani rakyat. Wahai
engkau yang mengaku aktivis
di pekarangan rumahmu ada Seulanga mengharumkan seisi rumah
di beranda kau duduk menikmati sepotong kue dan segelas kopi
sementara di pelupuk mata-jerit tangis saudaramu bergelimang
bersama darah. Mereka tak lagi berumah-entah di selokan mana
merajut mimpi-terasing di tanah sendiri-hati tersayat
(Berapa harga kelicikan-kebiadabanmu dapat kubeli).

Banda Aceh, 1989

Analisis Puisi:
Puisi "Surat Bekas Mahasiswa kepada Aktivis Mahasiswa" karya Sulaiman Juned adalah karya yang menarik karena mencerminkan perasaan kekecewaan, pengkhianatan, dan perbedaan pandangan antara seorang bekas mahasiswa dan aktivis mahasiswa. Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang komitmen sejati dari para aktivis dan menyoroti ketidakpedulian mereka terhadap penderitaan saudara-saudara mereka yang tertindas. Berikut adalah analisis dari puisi ini:

Kekecewaan dan Pengkhianatan: Puisi ini mencerminkan perasaan kekecewaan bekas mahasiswa terhadap para aktivis mahasiswa yang mengaku berjuang untuk keadilan dan hak-hak rakyat, tetapi tampaknya lebih memilih kenyamanan dan nikmat pribadi daripada memperjuangkan nasib saudara-saudara mereka yang tertindas. Puisi ini menunjukkan rasa pengkhianatan dan kekecewaan atas kurangnya kesetiaan mereka pada tujuan awal perjuangan mereka.

Perbedaan Sikap: Puisi ini menggambarkan perbedaan sikap antara bekas mahasiswa dan para aktivis mahasiswa. Bekas mahasiswa mencatat perjuangan dan penderitaan rakyat pada selembar daun kering, sementara aktivis menyanyikan nyanyian panjang tentang keadilan. Perbedaan ini menyoroti perbedaan prioritas dan pendekatan dalam menghadapi masalah sosial.

Tertindas dan Terjajah: Puisi ini menyinggung nasib saudara-saudara yang tertindas dan terjajah di kota. Ketidakadilan sosial dan penderitaan rakyat tercermin dalam bahasa metaforis "bulan pecah berdarah" dan "matahari tersangkut di ujung ketidakadilan." Puisi ini mengingatkan pembaca akan realitas pahit yang dihadapi oleh banyak orang di tengah-tengah kemakmuran kota.

Simbolisme Alam: Puisi ini menggunakan simbol-simbol alam, seperti langit, bumi, gunung, dan angin, untuk menyampaikan pesan tentang kedamaian, keharmonisan, dan impian-impian rakyat. Simbol-simbol ini menyoroti pentingnya solidaritas dan persatuan dalam mencapai keadilan sosial.

Pertanyaan Terbuka: Puisi ini mengajukan pertanyaan terbuka kepada para aktivis mahasiswa tentang komitmen dan peran mereka dalam perjuangan untuk keadilan. Penyair mengekspresikan kebingungannya terhadap sikap mereka yang mungkin terasa tidak konsisten dengan nilai-nilai yang mereka klaim perjuangkan.

Puisi "Surat Bekas Mahasiswa kepada Aktivis Mahasiswa" karya Sulaiman Juned adalah sebuah pengamatan tajam tentang perbedaan antara semangat dan komitmen sejati dalam perjuangan untuk keadilan sosial. Puisi ini menyoroti kekecewaan bekas mahasiswa terhadap sikap dan tindakan para aktivis yang mengaku berjuang untuk rakyat, tetapi tampaknya lebih mementingkan diri sendiri. Puisi ini memberikan pesan tentang pentingnya kesetiaan pada nilai-nilai perjuangan dan solidaritas dengan saudara-saudara yang tertindas demi mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu keadilan dan keberdayaan rakyat.

Puisi
Puisi: Surat Bekas Mahasiswa kepada Aktivis Mahasiswa
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.