Puisi: Larut Malam, Hamburg Musim Panas (Karya Abdul Hadi WM)

Puisi "Larut Malam, Hamburg Musim Panas" karya Abdul Hadi WM menggambarkan nuansa malam yang tenang namun penuh kebingungan dalam perjalanan hidup.
Larut Malam, Hamburg Musim Panas


Laut tidur. Langit basah
Seakan dalam kolam awan berenang
Pada siapakah menyanyi gerimis malam ini
Dan angin masih saja berembus, walau sendiri

Dan kita hampir jauh berjalan:
Kita tak tahu ke mana pulang malam ini
Atau barangkali hanya dua pasang sepatu kita
Bergegas dalam kabut, topiku mengeluh
Lalu jatuh

Atau kata-kata yang tak pernah
sebebas tubuh?

Ketika terbujur cakrawala itu kembali
dan kita serasa sampai, kita lupa
Gerimis terhenti antara sauh-sauh yang gemuruh
Di kamar kita berpelukan bagai dua rumah yang mau rubuh.

1974

Sumber: Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)

Analisis Puisi:
Puisi "Larut Malam, Hamburg Musim Panas" karya Abdul Hadi WM menggambarkan suasana malam di Hamburg, dengan penggambaran yang kuat dan imajinatif, menyoroti elemen alam dan kebingungan dalam perjalanan hidup.

Gambaran Alam dan Atmosfer: Puisi ini memulai gambaran malam yang tenang di Hamburg dengan detail yang kaya dan indah. "Laut tidur" menciptakan citra ketenangan, sementara "langit basah" memberikan nuansa kesegaran malam yang lembab. Penggambaran "kolam awan" menghadirkan visual kolosal, seolah-olah langit berperan sebagai ruang bagi awan untuk berenang. "Gerimis malam" dan "angin berembus" menciptakan suasana alam yang hidup dan tenang di malam musim panas di kota tersebut.

Perjalanan dan Rasa Kehilangan: Puisi ini menyuarakan rasa kehilangan arah dan ketidakpastian. Menggunakan metafora sepatu yang bergegas dalam kabut, ini merujuk pada kebingungan di tengah perjalanan hidup. Pasangan sepatu yang berjalan hampir jauh namun tak menemukan jalan pulang, menciptakan gambaran ketidakpastian dan rasa kebingungan dalam hidup.

Ekspresi dalam Hubungan: Puisi ini merenungkan hubungan antara dua individu yang saling merasa dekat. Penggambaran pasangan yang berpelukan sebagai "dua rumah yang mau rubuh" menciptakan gambaran kesatuan, keintiman, dan rasa perlindungan di tengah kebingungan hidup.

Keheningan dan Keterhubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini merayakan kedamaian dan keterhubungan manusia dengan alam. Meskipun terdapat kebingungan dan rasa kehilangan, masih ada keterhubungan dan perasaan kesatuan dengan alam, seperti ketenangan yang dihadirkan oleh laut yang tidur dan angin yang berembus.

Puisi "Larut Malam, Hamburg Musim Panas" karya Abdul Hadi WM menggambarkan nuansa malam yang tenang namun penuh kebingungan dalam perjalanan hidup. Dengan gambaran alam yang kuat, puisi ini mengungkapkan perasaan kehilangan, kebingungan, dan keterhubungan manusia dengan alam. Ia menunjukkan betapa manusia, di tengah segala kebingungan dan ketidakpastian, masih merasa terhubung dengan alam di sekitarnya, menciptakan rasa kedamaian dan kesatuan di tengah hiruk-pikuk kehidupan.

Puisi: Larut Malam, Hamburg Musim Panas
Puisi: Larut Malam, Hamburg Musim Panas
Karya: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.