Puisi: Peluk (Karya Andrea Hirata)

Puisi "Peluk" karya Andrea Hirata menggambarkan kenyataan bahwa banyak hal indah dan manusiawi dalam kehidupan yang pada akhirnya akan pergi, ...
Peluk


Disebabkan karena kau terlalu malu
Dengan penuh gengsi kau berbalik,
dia pun berlalu
Rasakan itu olehmu, sekarang baru kau tahu
Bahwa semua keindahan di dunia ini
berkelabat dengan cepat
Dan hukum-hukum Tuhan ditulis
sebelum telepon dibuat
Orang-orang indah yang kautemukan di pasar,
stasiun, terminal, dan tikungan
Kekasih, kemewahan mutiara raja brana,
kemilau galena dan intan berlian
Semuanya akan meninggalkanmu
Kecuali secangkir kopi
Dia ada di situ, tetap di situ, hangat,
dan selalu dapat dipeluk.


Sumber: Cinta di Dalam Gelas (2010)

Analisis Puisi:
Puisi "Peluk" karya Andrea Hirata menggambarkan kenyataan bahwa banyak hal indah dan manusiawi dalam kehidupan yang pada akhirnya akan pergi, tetapi ada sesuatu yang sederhana dan terkadang diabaikan, seperti secangkir kopi, yang akan tetap setia dan dapat memberikan kenyamanan.

Kehidupan yang Berlalu dengan Cepat: Puisi ini membawa pengamatan tentang bagaimana segala hal dalam kehidupan berlalu dengan cepat. Baik itu hubungan, keindahan, ataupun momen indah, semuanya akan datang dan pergi.

Kehadiran dan Kehilangan: Penekanan pada keberlangsungan hidup yang penuh dengan kehadiran dan perpisahan; orang-orang yang kita temui di sepanjang perjalanan hidup, termasuk kekasih dan segala keindahan yang kita nikmati, semuanya akhirnya akan meninggalkan kita.

Sederhana dalam Kekuatan dan Kesetiaan: Meskipun keindahan dan manusiawi lainnya akan pergi, sebuah secangkir kopi, yang secara sederhana memberikan kehangatan dan kenyamanan, tetap akan ada. Penyair menyampaikan bahwa kesederhanaan dalam hidup, seperti kopi yang hangat, adalah hal yang dapat diandalkan dan selalu ada.

Pelukan Konsisten dalam Kesetiaan: Dalam hal kopi yang hangat, puisi ini menyoroti bahwa kenyamanan dan kesetiaan bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana. Di saat segala hal terasa cepat berlalu, ada kekuatan dalam konsistensi dan kesederhanaan, seperti kesetiaan yang ditawarkan oleh secangkir kopi.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan efemeralisasi kehidupan. Meskipun segala keindahan dan hubungan akhirnya pergi, hal-hal sederhana seperti secangkir kopi yang hangat dapat memberikan kenyamanan dan kehadiran yang konsisten. Ini menjadi representasi dari kekuatan kesetiaan dan kehangatan dalam kehidupan yang cepat berubah dan sementara.

Andrea Hirata
Puisi: Peluk
Karya: Andrea Hirata

Biodata Andrea Hirata:
  • Andrea Hirata lahir pada tanggal 24 Oktober 1966 di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.