Puisi: Pemandangan di Dapur (Gubahan Abdul Hadi WM)

Puisi "Pemandangan di Dapur" tidak hanya menyajikan gambaran visual tentang proses memasak, tetapi juga mengeksplorasi pertanyaan etika yang ...
Pemandangan di Dapur

Di dapur
ikan-ikan tergeletak
terpotong-potong
daging sapi atau ayam
tergeletak
dan terpotong-potong

dan di meja
pisau tajam
darah beku dari ikan
dan daging yang terpotong-potong

Alangkah buas manusia

Kemudian periuk mendidih
api mengepulkan asap
kuali panas berkobar-kobar
dan minyak goreng berbunyi

Kita masukkan telor
berisi calon anak bebek dan ayam
kita goreng jadi makanan

anak-anak, bayangkan
berapa ribu nyawa
sebelum kita makan
berapa ribu nyawa hewan
kita cabut dari badannya
tiap kali kita makan

anak-anak, bayangkan
kalau tiap hari kita bunuh makhluk Tuhan
masihkah kita harus berperang
bunuh-membunuh sesama kita?

anak-anak, bayangkan!

Sumber: Mereka Menunggu Ibunya (1983)

Analisis Puisi:

Puisi "Pemandangan di Dapur" ubahan Abdul Hadi WM menghadirkan gambaran yang kuat tentang proses persiapan makanan di dapur dan mengajukan pertanyaan moral tentang etika memakan hewan.

Deskripsi Dapur: Puisi dimulai dengan gambaran yang cukup eksplisit tentang kondisi dapur, di mana ikan dan daging sapi atau ayam terpotong-potong. Ini menciptakan suasana yang agak mengerikan dan menyoroti sifat kejam manusia dalam memproses makanan.

Kebrutalan Manusia: Puisi mengekspos kebrutalan manusia terhadap hewan-hewan yang mereka konsumsi. Potongan-potongan daging yang tergeletak di dapur menjadi representasi kebrutalan dalam mengolah makanan dan memotong nyawa makhluk hidup.

Refleksi Moral: Penyair menantang pembaca, terutama anak-anak, untuk merenungkan dampak dari tindakan mereka sebagai pemakan daging. Dia mengajukan pertanyaan tentang jumlah nyawa yang diambil untuk memenuhi kebutuhan makanan kita sehari-hari dan mempertanyakan etika memakan hewan.

Pertanyaan Etika: Puisi menyoroti kontradiksi dalam perilaku manusia: mengonsumsi daging hewan sementara menyatakan penentangan terhadap kekerasan dan perang. Hal ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan implikasi moral dari pilihan makanan mereka dan dampaknya terhadap makhluk hidup lain.

Imajinasi dan Kepedulian: Penutup puisi dengan seruan "anak-anak, bayangkan!" menekankan pentingnya menggunakan imajinasi untuk merenungkan dampak tindakan kita terhadap dunia sekitar, termasuk konsumsi makanan kita.

Dengan demikian, puisi "Pemandangan di Dapur" tidak hanya menyajikan gambaran visual tentang proses memasak, tetapi juga mengeksplorasi pertanyaan etika yang mendalam tentang bagaimana kita memperlakukan hewan dan dampaknya terhadap alam semesta. Ini adalah sebuah tantangan untuk merenungkan pilihan makanan kita dan efeknya terhadap lingkungan dan makhluk hidup lain.

Puisi: Pemandangan di Dapur
Puisi: Pemandangan di Dapur
Gubahan: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.