Puisi: Sendiri (Karya Abdul Hadi WM)

Puisi "Sendiri" karya Abdul Hadi WM mengandung keindahan dalam bahasa dan ekspresi, mengingatkan kita akan kekuatan puisi untuk menyampaikan makna ...
Sendiri

Mengalir di udara sepi
Seakan rinai
dan Ratapan sukmaku
Waktu kawanan peri
beterbangan
di gugusan awan Mei

Runcing pohon cemara
memagut dan melecut
suara angin
seakan langkah mayat
melengoskan dahaknya
ke bumi

Ah, jalan begitu gelapnya di situ
di ujung jalan itu
dan di kejauhan
antara dengus hantu

Dan kini, antara bauran kekacauan pikiran
dan kebosanan
dan kegelisahan
kujotoskan tanganku
dan kutindas kata-kata keyakinanku

Mengalir di udara sepi
Seakan rinai
dan Ratapan sukmaku
Waktu kawanan peri
beterbangan
di gugusan awan Mei.

1970

Sumber: Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Sendiri" karya Abdul Hadi WM adalah sebuah karya yang mempersembahkan perenungan mendalam tentang kehidupan, kesepian, dan kegelisahan. Dengan menggunakan gambaran alam dan kegelapan, penyair menggambarkan keadaan batin yang seringkali melanda manusia.

Gambaran Alam dan Kegelapan: Penyair menggunakan gambaran alam seperti udara sepi, rinai, awan Mei, dan suara angin untuk menciptakan suasana yang melankolis dan suram. Kehadiran pohon cemara yang runcing juga menambahkan elemen ketegangan dan kegelapan. Kesepian dan ketidakpastian diungkapkan melalui metafora alam ini, yang menggambarkan perjalanan emosional seseorang.

Kesepian dan Kehampaan: Penyair mengekspresikan kesepian dan kehampaan yang melingkupi kehidupannya. Dia merasakan kekosongan yang mendalam, di mana bahkan kehadiran peri yang beterbangan di awan Mei tidak mampu menghiburnya. Kegelapan jalan di ujung perjalanan menjadi gambaran dari kebingungan dan kehilangan yang dirasakannya.

Perenungan Diri dan Kehilangan Keyakinan: Penyair merenung tentang kegelisahan dan kebosanan yang menyerang pikirannya. Dia merasa terpisah dari keyakinannya sendiri dan mengalami pertentangan batin antara kepastian dan kebingungan. Kehilangan keyakinan merupakan tema yang mengemuka, menunjukkan perjuangan penyair dalam menemukan makna dalam kehidupan yang penuh dengan kegelapan.

Keindahan dalam Kesepian: Meskipun puisi ini menggambarkan kesepian dan kegelapan, tetapi ada keindahan dalam ekspresi penyair. Dia mampu menangkap nuansa kehidupan yang suram dengan bahasa yang indah dan puitis. Meskipun terisolasi dan kesepian, penyair menemukan cara untuk mengekspresikan perasaannya melalui puisi.

Penutup yang Melankolis: Puisi ditutup dengan ulangan dari bait pertama, menciptakan lingkaran penuh dari kesepian dan kesedihan yang terus-menerus. Ini menunjukkan siklus kegelapan dan perenungan yang terus berlanjut dalam kehidupan penyair.

Puisi "Sendiri" karya Abdul Hadi WM adalah sebuah perjalanan emosional ke dalam kegelapan batin dan kesepian. Dengan menggunakan gambaran alam dan kehidupan, penyair mengekspresikan kebingungan dan kehilangan yang melanda dirinya. Meskipun penuh dengan kesedihan, puisi ini juga mengandung keindahan dalam bahasa dan ekspresi, mengingatkan kita akan kekuatan puisi untuk menyampaikan makna yang mendalam dalam kehidupan yang penuh tantangan.

Puisi: Sendiri
Puisi: Sendiri
Karya: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.