Puisi: Jatuh Cinta Kepadamu (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Jatuh Cinta Kepadamu" adalah ungkapan yang mendalam tentang perasaan cinta yang penuh pengabdian, keagungan alam, dan keterbatasan manusia.
Jatuh Cinta Kepadamu

Jatuh cinta kepadamu
Padang ilalang merayakan kembang putihnya
Musim kemarau tidak lagi bernyanyi parau
Lantaran gerimis senja
Mengembalikan sunyi kepada pagi:
Daun dan bunga bermahkota embun

Jatuh cinta kepadamu
Tidak terbilang jumlahnya
Kata-kata menjadi harapan
Harapan menjadi doa-doa yang tidak berkesudahan
Dari pagi ke siang
Dari siang ke senja
Dan malam kian meluaskan pandangan
Bahwa aku sedemikian kerdil
Untuk memeluk semesta cintamu

Jatuh cinta kepadamu

Seorang lelaki menyediakan diri untuk
Disalibkan dengan luka-luka rajam

Seorang lelaki tetaplah melewati
Lorong-lorong zaman sekalipun tahu
Remah-remah roti di kedua tangan kemuliaannya
Dibalas dengan lemparan tai

Jatuh cinta kepadamu

Seorang lelaki yang bernyanyi di tengah malam
Berteriak-teriak
Memanggil-manggil nama
Mu!

Solo, 7 Oktober 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Jatuh Cinta Kepadamu" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan perasaan jatuh cinta yang mendalam dan penuh pengabdian terhadap objek cinta.

Keindahan Alam dan Romantisme: Penyair memulai puisi dengan gambaran alam yang indah, di mana padang ilalang merayakan kembang putihnya. Ini menciptakan suasana romantisme dan kedamaian yang mengiringi perasaan jatuh cinta.

Puitisasi Cinta: Cinta yang dirasakan tidak terbatas jumlahnya dan diungkapkan melalui kata-kata yang menjadi harapan, doa-doa, dan refleksi yang tak berkesudahan. Perasaan ini tercermin dalam perjalanan waktu dari pagi hingga malam, menunjukkan intensitas dan kesetiaan cinta yang terus berlanjut.

Pengorbanan dan Pengabdian: Penyair menyatakan kesiapannya untuk mengorbankan diri demi cinta. Bahkan, pengorbanan tersebut dibandingkan dengan disalibkan dan menerima luka-luka rajam, menunjukkan kesediaan untuk menghadapi segala rintangan dan penderitaan demi kekasih.

Keterbatasan Manusia: Meskipun cinta yang dirasakan begitu besar, penyair menyadari keterbatasan dirinya. Dia merasa kerdil untuk memeluk segenap semesta cintanya. Ini menggambarkan perasaan kekaguman yang dalam dan kesadaran akan ketidakmampuan manusia dalam menjangkau keagungan cinta.

Ekspresi Emosional yang Kuat: Puisi ini dipenuhi dengan ekspresi emosional yang kuat, terutama melalui gambaran seorang lelaki yang bernyanyi di tengah malam, memanggil-manggil nama kekasihnya. Ini mencerminkan keinginan yang mendalam untuk bersatu dan kehadiran kekasih dalam pikiran dan hati setiap saat.

Puisi "Jatuh Cinta Kepadamu" adalah ungkapan yang mendalam tentang perasaan cinta yang penuh pengabdian, keagungan alam, dan keterbatasan manusia. Dengan menggunakan gambaran alam dan ekspresi emosional yang kuat, penyair berhasil menggambarkan keindahan, kekuatan, dan kompleksitas cinta manusia.

Puisi
Puisi: Jatuh Cinta Kepadamu
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.