Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Koma (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Koma" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan perasaan ketidakpastian dan kehampaan yang dialami oleh subjek puisi, yang terjebak di antara ...
Koma

tidak di langit dan tidak di bumi
tidak bahagia dan tidak sedih
aku di antara yang
tidak berkesudahan

mungkin begitulah adam ketika
terlempar dari surga yang
cuma dua hari saja lalu
melayang-layang di antara

surga dan alam semesta
disentakkan oleh impian
khuldi abadi
hawa dini hari

terdampar di perbukitan jabal rahmah
seperti kau aku yang
bertemu ataukah dipertemukan oleh
takdir ataukah keinginan dari pikir?

tetapi, apakah di atas segala keinginan
adam hawa, kau aku
dan segala dan semua sudah ditulis sejak hari alastu?
ah, aku rindu kepada puisi

tersebab

tidak di langit dan tidak di bumi
tidak bahagia dan tidak sedih
aku di antara yang
tidak berkesudahan

terlempar

terdampar di kamar
dunia yang samar-samar
langit kian memudar
di luar sore angin tidak terdengar.

Yogyakarta, 15 Juni 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Koma" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema-tema eksistensial dan kekosongan dalam kehidupan manusia. Puisi ini menggambarkan perasaan ketidakpastian dan kehampaan yang dialami oleh penyair, yang terjebak di antara keadaan yang tidak menentu.

Tema dan Makna

  • Ketidakpastian dan Kehampaan: Puisi ini menyoroti perasaan penyair yang terjebak di antara ketidakpastian dan kekosongan, tidak merasa bahagia atau sedih, dan tidak memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya.
  • Eksplorasi Keberadaan Manusia: Puisi ini merenungkan keberadaan manusia di dunia, dengan menggambarkan perasaan terlempar dan terdampar dalam kehidupan yang samar-samar dan tidak menentu.
  • Pertanyaan Eksistensial: Penyair mengajukan pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang asal-usul manusia, takdir, dan keinginan, serta merenungkan apakah segala sesuatu telah ditentukan sejak awal.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Penggunaan Metafora dan Imajinatif: Puisi ini menggunakan metafora dan gambaran imajinatif, seperti "terlempar dari surga" dan "terdampar di perbukitan jabal rahmah", untuk menciptakan atmosfer yang misterius dan melankolis.
  • Bahasa Simbolis: Bahasa yang digunakan cenderung simbolis, dengan kata-kata yang dipilih secara hati-hati untuk menyampaikan makna yang mendalam dan kompleks.
  • Pemakaian Ulang Tema: Puisi ini menggunakan pemakaian ulang tema dan frase, seperti "tidak di langit dan tidak di bumi", untuk menekankan keadaan penyair yang terperangkap di antara dua keadaan yang bertentangan.

Pesan Moral

Pesan moral dari puisi ini mungkin adalah tentang perjuangan manusia untuk mencari makna dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan kekosongan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi manusia dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam menjalani kehidupan.

Puisi "Koma" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan ketidakpastian dan kekosongan dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan gambaran imajinatif dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna keberadaan manusia di dunia yang penuh dengan misteri dan pertanyaan yang tidak terjawab.

Abdul Wachid B. S.
Puisi: Koma
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.