Puisi: Sajak Kabur (Karya Abdul Hadi WM)

Puisi "Sajak Kabur" karya Abdul Hadi WM mengundang pembaca untuk merenungkan arti perjalanan hidup, perpisahan, dan kerinduan akan masa lalu.
Sajak Kabur

Angin akan pergi, meninggalkan kursi tua itu
dan sebuah beranda pun menunggu
terik siang, dilepaskan waktu
ruang menyelenggarakan sunyi, untukmu

adalah sesekali, kemarau yang membakar-bakar
adalah sesekali, pohon-pohon terpencil di luar
dan kita pun duduk di bangku tua
bercerita kepada senja, kisah lama

langit lembayung itu, adalah sepasang cemara
langit busung itu, adalah langit percakapan kita
sebuah ruang menyelenggarakan sunyi
hingga nanti, kembali tak singgah di sini lagi.

1968

Sumber: Horison (Mei, 1970)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Kabur" merupakan sebuah perenungan tentang waktu, perpisahan, dan kerinduan. Abdul Hadi WM menggambarkan suasana yang melankolis dan merenungkan perjalanan hidup melalui metafora alam dan penggambaran suasana hati.

Perjalanan Waktu: Penyair menggunakan gambaran angin yang akan pergi dan kursi tua yang ditinggalkan untuk menciptakan suasana perubahan dan perjalanan waktu. Hal ini mencerminkan realitas bahwa waktu terus berlalu dan keadaan selalu berubah, seperti angin yang datang dan pergi.

Kerinduan dan Perpisahan: Puisi ini menciptakan suasana kerinduan dan perpisahan melalui gambaran beranda yang kosong menunggu, terik siang yang menyengat, dan ruang yang menyelenggarakan sunyi. Ada kesan bahwa sesuatu telah berakhir atau seseorang akan meninggalkan suatu tempat atau keadaan, yang menimbulkan rasa melankolis dan nostalgia.

Dialog dengan Alam: Penyair menciptakan dialog dengan alam melalui penggambaran angin, kursi tua, beranda, dan langit. Langit, yang digambarkan sebagai sepasang cemara dan langit percakapan, menjadi simbol komunikasi dan keintiman antara individu dan alam, serta antara individu dengan dirinya sendiri.

Ruang Sunyi: Konsep ruang yang menyelenggarakan sunyi menciptakan suasana introspeksi dan refleksi. Penyair menunjukkan bahwa dalam keheningan dan kesendirian, terdapat ruang untuk merenungkan perjalanan hidup, mengingat kenangan lama, dan menerima perubahan yang tak terelakkan.

Ketidakpastian: Puisi ini juga mencerminkan ketidakpastian akan masa depan dan keberangkatan yang tak terelakkan. Penyair menunjukkan bahwa suatu saat, mereka akan meninggalkan tempat tersebut, dan mungkin tidak akan kembali lagi.

Puisi "Sajak Kabur" karya Abdul Hadi WM adalah sebuah perjalanan melalui waktu, nostalgia, dan ketidakpastian. Dengan menggunakan gambaran alam dan suasana hati yang melankolis, penyair menciptakan karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan arti perjalanan hidup, perpisahan, dan kerinduan akan masa lalu.

Puisi: Sajak Kabur
Puisi: Sajak Kabur
Karya: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.