Puisi: Eksposisi Kota Tua (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Eksposisi Kota Tua" karya Abdul Wachid B. S. adalah karya sastra yang menyajikan gambaran tentang kota tua, sejarah, dan hubungannya dengan ...
Eksposisi Kota Tua
(Bersama Ahmad Dja’far Sudjatmiko)

"Apa yang kau pikirkan tentang kota tua ini?"
Kau diam menatap tugu hati
Ditegakkan sejarah, seorang raja raksasa yang
Potretnya terpaku di ruang
Tidur dan mimpimu

Dan pohon nenek-moyang ditanam di tengah kota
Memaksa berbuah di sanubari manusia kita
"Jika kelak musim memilih tiba
kalian mesti memetiknya!" begitu seru serdadu
Lalu kita pun terus nyusuri jejak
jilatan matahari kota

"Apa yang kau pikirkan tentang kota tua ini?"
Kau menduga, ‘Ini sebuah kuburan raksasa yang
Dipenuhi nisan serta berhala'
"Ya. Dan pohon nenekmoyang itu memaksa
Menghisab segala di sekitarnya!"
Kita lalu
menghibur diri dengan menatap langit
Lalu tahu bulan sabit akan menjadi senjata
Dan purnama.

1990

Analisis Puisi:
Puisi "Eksposisi Kota Tua" karya Abdul Wachid B. S. adalah karya sastra yang menyajikan gambaran tentang kota tua, sejarah, dan hubungannya dengan manusia. Puisi ini mengeksplorasi perasaan, persepsi, dan interpretasi penyair terhadap kota tua tersebut. Dengan penggunaan imaji dan metafora yang kuat, penyair membawa pembaca dalam refleksi mengenai kekayaan sejarah dan kompleksitas kehidupan manusia di dalamnya.

Identifikasi Tokoh dalam Puisi: Dalam puisi ini, terdapat dua tokoh yang berdialog tentang kota tua. Satu tokoh bertanya, "Apa yang kau pikirkan tentang kota tua ini?" dan tokoh lainnya menjawab dan mengutarakan pemikirannya tentang kota tua tersebut.

Eksplorasi Sejarah dan Makna: Puisi ini membawa pembaca dalam perjalanan sejarah kota tua, yang diwakili oleh tugu hati dan potret seorang raja raksasa. Tugu hati adalah simbol dari keteguhan sejarah, sementara potret raja raksasa mencerminkan kekuasaan yang ada dalam sejarah. Kota tua ini dipenuhi dengan kenangan yang hidup di dalam ingatan manusia, dan pohon nenek-moyang yang berbuah di tengah kota menjadi metafora dari pengaruh sejarah yang mempengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku manusia.

Makna Pohon Nenek-moyang: Pohon nenek-moyang yang dipaksa berbuah di sanubari manusia adalah simbol dari warisan dan akar budaya yang tetap hidup di dalam diri manusia. Penyair menunjukkan betapa kuatnya pengaruh masa lalu dan budaya dalam membentuk identitas dan kehidupan manusia.

Interpretasi tentang Kota Tua: Ketika salah satu tokoh bertanya tentang pandangan tentang kota tua, tokoh lainnya memberikan dua interpretasi yang berbeda. Salah satu interpretasi menggambarkan kota tua sebagai sebuah kuburan raksasa yang penuh dengan nisan dan berhala, mencerminkan persepsi tentang masa lalu yang penuh dengan kenangan dan kejadian bersejarah. Interpretasi lainnya mengaitkan pohon nenek-moyang dengan memaksa menghisab segala di sekitarnya, menunjukkan konsekuensi dan tanggung jawab yang dihadapi manusia dalam menghargai dan menghormati sejarah serta warisan budaya yang dimiliki kota tua.

Simbolisme Bulan Sabit dan Purnama: Pada akhir puisi, penyair menggunakan simbolisme bulan sabit dan purnama. Bulan sabit dipandang sebagai senjata, menggambarkan perubahan dan perang. Sementara itu, purnama menunjukkan kelengkapan dan siklus waktu. Simbolisme ini menunjukkan dinamika kehidupan dan perubahan yang tak terhindarkan dalam sejarah dan kehidupan manusia.

Puisi "Eksposisi Kota Tua" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya sastra yang sarat dengan simbolisme dan refleksi tentang kota tua, sejarah, dan hubungannya dengan manusia. Melalui penggunaan imaji dan metafora, penyair menyampaikan pesan tentang warisan budaya, pengaruh sejarah, dan makna dari keberadaan manusia di tengah-tengah kompleksitas kota tua. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai sejarah dan keberadaan manusia yang selalu terhubung dengan masa lalu.

Puisi
Puisi: Eksposisi Kota Tua
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.