Puisi: Keluarga Larut Malam (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi: Keluarga Larut Malam Karya: Abdul Wachid B. S.
Keluarga Larut Malam


Malam itu, bulan yang megah
Tiga ekor tikus berkejaran di dapur kami yang kosong
Dan kami tak mendapati tidur sepanjang malam
Bila malam larut, itu tikus tambah mengerat pikiran
Dan perasaan. Kami memahami sebagai isyarat
Musim yang menjelang panen
Seperti Yusuf dengan takwil mimpinya
Kami pun membaca gerak langit
Hingga rembulan menghujankan cahayanya pada bumi

Tapi apa artinya harapan
Kalau lumbung menggunung hanya di tanah mereka?
Dan kami dibayangi salib hidup siang di semua ruang
Dan kami tak mendapati tidur sepanjang malam
Seandainya pun mata ini terlelap
Sekawanan kaki tikus akan semakin liar
Menjengkal setiap ruang mimpi
Lalu kami menandai segala gerak sebagai kepasrahan
Hingga curah cahaya rembulan sampai juga kegelapan dada

Ketika bulan megah yang lain kembali menjumpai
Dengan tangan cahayanya yang menguak kabut
Kami masih juga jauh jangkauan dari ranjang sunyi
Lalu tersedu oleh keluh bocah kami :
"Bukankah tikus berumah di lumbung padi
Tapi kenapa ia di sini?"
Kami tak mendapati tidur sepanjang malam
Dan tiga ekor tikus itu bertambah dan mengeras
Dan mengerat perut anak-anak dan kami.


1991, 1994

Puisi: Keluarga Larut Malam
Puisi: Keluarga Larut Malam
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.