Puisi: Layang-Layang dalam Hujan (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Layang-Layang dalam Hujan" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan perjuangan hidup, harapan, dan keteguhan dalam menghadapi kesulitan.
Layang-Layang dalam Hujan
(- cerita buat Sefa dan Hilli)


hujan, kata nenek, sungguhnya keringat malaikat
lantaran rajinnya jadi kurir harapan-harapan
sampai dewasa pun aku kerap dipukaunya
ada ruang dari hati yang menempuruk sampah
akan hari yang menjelang
ada sebuah belati dari masasilam yang mencacah
buku harian yang tertulis:
piatu, yang layang-layangnya putus
ia mengejar, sampai tersesat di sebuah kota
dan tersangkut pohon beringin
tapi sulit buat memanjatnya, ia cuma di bawahnya
sampai tahun datang tahun pergi

hujan, kata nenek, sungguhnya keringat malaikat
meski piatu pun ia masih melantunkan
”ya, nabi salam alaika, ya, rasul salam alaika
ya, habib salam alaika, shalawatullaah alaika”
maka layang-layang masakecil itu kembali
sekalipun telah tak berbentuk
ia yang selama berharap cemas berdebu
mendadak dimandikan hujan
apa kelak ia cahaya semacam keringat malaikat
yang melantunkan shalawat

ia tak mungkin kembali ke padang rumput
yang memang telah tak ada
suatu pagi, si piatu mimpi menjadi penyair
ditulisnya kisah pengembaraan dusun ke kota
orang membacanya menangis sampai banjir
tapi, hujan sungguhnya lama tak turun lagi
darimana sungai jika tak dari matanya
yang bersama para jelata menangisi hanyut rumahnya
ia masih di pinggiran sungai, ia masih menangis
”layang-layangku, entah di mana”


1996

Analisis Puisi:
Puisi "Layang-Layang dalam Hujan" karya Abdul Wachid B. S. merupakan sebuah karya yang penuh dengan makna dan pesan tersirat yang dalam. Puisi ini berbicara tentang perasaan kehilangan, harapan, dan kesulitan hidup.

Simbolisme Hujan: Hujan dalam puisi ini digambarkan sebagai keringat malaikat yang membawa harapan. Ini adalah metafora yang kuat yang menggambarkan pentingnya harapan dalam hidup. Hujan yang turun adalah simbol kesegaran dan pembaruan.

Layang-Layang: Layang-layang adalah simbol harapan dan kebebasan. Layang-layang yang hilang di tengah perjalanan melambangkan kehilangan dan ketidakpastian. Namun, meskipun kehilangan tersebut, ada harapan bahwa sesuatu yang hilang bisa kembali.

Pencarian Identitas: Puisi ini menggambarkan perjalanan seorang individu yang mencari identitasnya. Ia harus bergerak dari tempat asalnya menuju kota. Perjalanan ini mewakili pencarian jati diri dan perubahan dalam kehidupan.

Pengorbanan dan Harapan: Meskipun berada dalam keadaan sulit, tokoh dalam puisi ini tidak kehilangan harapan. Ia melantunkan shalawat dalam keadaan yang sulit dan menerima penderitaan dengan pengorbanan. Ini mencerminkan kekuatan spiritual dan keyakinan yang mendalam.

Penyair Puitis: Puisi ini berakhir dengan penyingkapan bahwa tokoh utama, yang dulu piatu dan kehilangan layang-layangnya, menjadi penyair yang membagikan kisah perjalanannya. Puisi itu membuat orang lain menangis. Hal ini menggambarkan kekuatan kata-kata dalam menyampaikan emosi dan pengalaman yang mendalam.

Penyampaian Puisi: Puisi ini memiliki nada yang mendalam dan emosional. Penyair berhasil menciptakan gambar-gambar kuat yang membuat pembaca merasakan ketidakpastian dan kehilangan yang dirasakan oleh tokoh dalam puisi.

Secara keseluruhan, puisi "Layang-Layang dalam Hujan" karya Abdul Wachid B. S. adalah karya yang menggambarkan perjuangan hidup, harapan, dan keteguhan dalam menghadapi kesulitan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna harapan, pengorbanan, dan harapan yang ada dalam kehidupan manusia.

Puisi
Puisi: Layang-Layang dalam Hujan
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.