Puisi: Rumah Kosong (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Rumah Kosong" mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup dan keberadaan dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan misteri.
Rumah Kosong

berkali memanggil suara itu
mestikah kumasuki pintumu?
rumah kosong
burung jiwa terlepas
melintas jendela
mencari nama bagi dadanya sendiri
sampai sarang langit mesti dipindah
di tiang rumah

dari ruangan itu memancar lampu
menyinari tubuhku yang
telah lama inginkan berlumpur kubur
yang mana sahabat aneh itu memanggil
bagai genta kuil
megah dan mengerikan
lalu aku berulangkali melingkari
mencari jendela atau pintu
agar ruhku tiduran sebentar di dalamnya

tetapi
o, jarum-jarum hujan kota yang tak ramah
keburu menusukkan racunnya yang keramat.

1989

Analisis Puisi:

Puisi "Rumah Kosong" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang mempersembahkan perenungan mendalam tentang kesendirian, kekosongan, dan pencarian identitas. Dengan penggunaan gambaran rumah sebagai metafora, puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual dan eksistensial seseorang yang merenungkan arti hidup.

Metafora Rumah Kosong: Rumah kosong dalam puisi ini bukan sekadar gambaran fisik, tetapi lebih merupakan simbol dari kekosongan internal dan kesendirian spiritual. Suara yang dipanggil berkali-kali dan perasaan ingin masuk ke dalam rumah menggambarkan keinginan untuk menemukan makna dan identitas.

Pencarian Identitas dan Keberadaan: Penyair mengeksplorasi tema pencarian identitas dan keberadaan dalam kekosongan dan kesendirian. Burung jiwa yang terlepas mencari nama bagi dirinya sendiri melintasi jendela, mencerminkan perjalanan pencarian makna dan identitas.

Ketidakpastian dan Keputusasaan: Meskipun ada upaya untuk masuk ke dalam rumah kosong, penafsir merasakan ketidakmampuan untuk menemukan jalan masuk. Jarum-jarum hujan kota yang tidak ramah mengejutkan dengan racunnya, menciptakan suasana keputusasaan dan kebingungan.

Ketakutan dan Misteri: Ada elemen ketakutan dan misteri dalam puisi ini, yang tercermin dari perasaan yang menyelimuti penafsir saat dia berusaha memasuki rumah kosong. Genta kuil yang digambarkan sebagai panggilan aneh memiliki aura megah dan mengerikan, menambahkan dimensi misteri dalam suasana puisi.

Bahasa dan Imajinatif yang Kuat: Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat dan imajinatif untuk menggambarkan pengalaman emosional penafsir. Pemilihan kata-kata dan gambaran yang digunakan oleh penyair berhasil menciptakan atmosfer yang kaya akan makna dan perenungan.

Penegasan Tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini juga menyinggung tema kehidupan dan kematian, terutama dalam gambaran lampu yang memancar dari ruangan. Lampu tersebut mungkin mewakili kehidupan yang terus berlanjut, meskipun dihadapkan pada kenyataan kematian yang tak terelakkan.

Puisi "Rumah Kosong" adalah sebuah refleksi yang dalam tentang kesendirian, kekosongan, dan pencarian identitas dalam kehidupan. Dengan menggunakan gambaran rumah kosong sebagai metafora, Abdul Wachid B. S. berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang perjalanan spiritual dan eksistensial manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup dan keberadaan dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan misteri.

Puisi
Puisi: Rumah Kosong
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.