Puisi: Sajak Kembara (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Sajak Kembara" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan sebuah perjalanan fisik dan emosional yang ditandai oleh pengalaman cinta dan ....
Sajak Kembara


Jika pergi ke Cirebon
Pastilah lewat Losari
Jika wajah merah jambon
Pastilah tertambat puteri

Gadisku

Hidup apa kau janjikan
Hidup siapa kuberikan
Kita tak paham pada pemahaman
Kita jatuh cinta pada garis tangan

Pernah kau berkata
Perempuan bisa bohong sebab cinta
Tapi jadi realita
Pria bohong sebab bisa cinta

Cinta kepada ibu jadi abadi
Cinta kepada anak tak mau berbagi
Cinta kepadamu
Kenapa menyergap berkali-kali?

Kembang kemboja jatuh di rambutmu
Aku ngungun jatuh di pelukanmu
Tapi inikah jatuh yang justru bangun?

Kembara berhenti di pinggir kali
Kali kecil tanah Losari
Berkaca ia di cermin kali
Gadisku, ia berhenti tak cuma numpang mandi.


2001

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Kembara" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan sebuah perjalanan fisik dan emosional yang ditandai oleh pengalaman cinta dan pemahaman hidup. Melalui penggunaan gambaran perjalanan ke Cirebon, Losari, dan hubungan dengan seorang gadis, penyair menciptakan kisah yang melibatkan perasaan, pertanyaan, dan keajaiban dalam hidup.

Perjalanan Fisik dan Emosional: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan perjalanan ke Cirebon, khususnya Losari. Meskipun fisik perjalanan terjadi, terdapat lapisan emosional yang lebih dalam terkait dengan perasaan dan pengalaman hidup.

Cinta dan Pertanyaan Hidup: Penggunaan pertanyaan dalam puisi menciptakan nuansa penuh refleksi terhadap cinta dan makna hidup. Puisi mengeksplorasi perbedaan dalam pandangan tentang cinta dan pemahaman hidup antara laki-laki dan perempuan.

Ironi dalam Pengakuan Cinta: Pernyataan tentang perempuan yang bisa bohong karena cinta dan ironi bahwa pria bohong karena cinta menciptakan lapisan kompleks. Ini mungkin mencerminkan kontradiksi dalam hubungan dan manusia yang kadang-kadang tidak sepenuhnya jujur dalam ungkapannya.

Cinta Abadi dan Pemisahan: Sentimen cinta kepada ibu diangkat sebagai abadi, sedangkan cinta kepada anak tidak mau berbagi. Puisi menciptakan perasaan kekekalan dan kehangatan dalam hubungan dengan ibu, sementara pemisahan dan kebingungan muncul dalam cinta kepada gadis yang disebut "Gadisku."

Gambaran Romantis dalam Alam: Pemilihan gambaran bunga kemboja jatuh di rambut gadis dan kesan "ngungun" jatuh di pelukan menciptakan citra romantis dan kelembutan dalam puisi. Namun, pertanyaan terakhir, "Tapi inikah jatuh yang justru bangun?" mengeksplorasi sisi ambigu dan membingungkan dari cinta.

Penghentian Kembara dan Pertanyaan Terbuka: Puisi menggambarkan berhentinya "Kembara" di pinggir kali dan pemahaman diri melalui kaca air. Akhir puisi menciptakan pertanyaan terbuka, khususnya terkait dengan makna dari penghentian tersebut dan apakah itu benar-benar sebuah berhenti atau justru menjadi puncak dari perjalanan.

Puisi "Sajak Kembara" adalah karya yang memadukan perjalanan fisik dan emosional, cinta, pertanyaan hidup, dan keajaiban dalam sebuah kisah yang penuh nuansa. Melalui penggambaran yang kuat dan pertanyaan yang mendalam, penyair mengajak pembaca merenung tentang kompleksitas cinta dan pencarian makna hidup.

Puisi
Puisi: Sajak Kembara
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.