Puisi: Tamu (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi: Tamu Karya: Abdul Wachid B. S.
Tamu
(- di rumah Ahmad Tohari bertemu KH.A. Mustofa Bisri)

Bintang-bintang melayar mengikut angin takdir
Isyak telah lewat, tapi adzan masih lantunnya
Dari menara itu, ataukah hatimu?
Sungguh malam menyempurnakan rembulan oleh
Kata yang mengucur dari lelangit

"Ini pertemuan pertama, guru
Tapi seakan bertahun kerinduan terbayar
Tempat dan peristiwa yang kau singgah
Kini meresap ke kalbu"
Lalu aku membaca. Waktu mengembun
Tapi dirimu tak juga basah
Justru silsilah sejuknya sampai juga
Ke mangkuk dada masing-masing

Sebelum kitab lelangit menutup ayat bintang
Dan rembulan oleh keluasan malam
Ke lembah subuh : Kami masing tahu
Si tuan rumah begitu ngerti arti tamu
Antara pintu ke pintu itu, ada kelambu putih
Tapi tembok-tembok tak menjarak kedebuan kami

Paginya kami bertebaran ke
Tempat dan peristiwa yang bernama pasar seperti
Debu-debu yang dilesatkan ke udara
Tapi setiap adzan melantun
Ruh-ruh kami seperti sekumpulan serdadu
Yang dipusatkan.


1995

Puisi: Tamu
Puisi: Tamu
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.