Yang Bertanya dalam Malam
berkali lagikah mesti kujeritkan namamu
agar memancar wajahmu dari hadapan
dan o, tatapanmu ungu membatu
begitu dingin dan dalam
sia-sia kulayarkan sangsiku dalam matamu
dalam keheningan harum malam
dan mestikah kembali kurusak susunan cahaya?
sebelum matahari baru menyembul dari hati
begitu megah dalam gairah
sia-sia kulayarkan pertanyaanku dalam malammu
berkali lagikah aku mesti menjeritkan nama-nama
sepanjang perjalanan terkejut
manusia pergi, manusia kagetan
melukisi kembali impian pelangi di tengah jalan raya
sambil menepuki dada dan kepala
sia-sia kulayarkan pertanyaan sangsiku
dalam mata malammu!
1989
Puisi: Yang Bertanya dalam Malam
Karya: Abdul Wachid B. S.