Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kepada Teman-Temanku (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Kepada Teman-Temanku" karya Agit Yogi Subandi menyajikan gambaran kompleksitas emosi dan refleksi personal. Puisi ini menggambarkan ....
Kepada Teman-Temanku

Katamu, di sebuah malam yang usang
mataku merah sekali,
sebuah rumah ada di dalam mataku.
tak ada hujan, katamu menegaskan.
hanya siang dan malam, se-ember air
pohon yang sebatangkara
yang diterpa angin di sore hari,
dan sebatang kayu di halaman depan
rumah itu - yang masih menyisakan
                                    asap dan bara.
tapi tak ada kegersangan
atau sebuah ruang yang memenjarakanmu.
segalanya tampak dingin dan bersahaja.
dan kau bertanya,
mengapa tak ada hujan?
sementara di matamu, malam dan siang
menjadi satu warna:
                  merah.
                       merah yang membenci.
dan hanya air yang tak mengalir
tapi juga tak tenang.
sebuah kota tenggelam, mengapa?
apakah semua harus ditenggelamkan?
hingga semua yang berjalan di kotamu
berlari ke arah daratan:
menangisi kepingan hidupnya yang tertinggal,
lalu menyongsong kematiannya sendiri.
dan aku tak memiliki apa-apa,
hanya sebatang kayu yang telah dinyalakan
                          dan kelak rapuh.
datanglah kepadaku,
kita bongkar tumpukan kepiluan
dan membakar segala risalah muluk
yang membawamu membumbung ke langit.
menjejaklah di atas tanah bersamaku, di sini.
menjadi matahari di bawah matahari
            menjadi bumi di atas bumi.

Tanjungkarang, 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Teman-Temanku" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya sastra yang menyajikan gambaran kompleksitas emosi dan refleksi personal. Puisi ini menggambarkan pemandangan dan perasaan yang mendalam, serta menyentuh tema tentang arti kebersamaan, pertanyaan tentang hidup, dan perasaan melankolis.

Penggambaran Keadaan Malam dan Mata: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang mata yang merah di sebuah malam usang. Penyair merujuk pada rumah yang tergambar di dalam mata dan menegaskan bahwa tak ada hujan. Ini menciptakan atmosfer yang intim dan misterius, dengan kata-kata yang mendalam dan mengundang rasa ingin tahu.

Simbolisme Kayu dan Rumah: Simbolisme kayu dan rumah di puisi ini mungkin merujuk pada aspek-aspek kehidupan dan pengalaman. Kayu yang terbakar menggambarkan fragilitas dan sifat sementara dalam hidup, sementara rumah mencerminkan kedalaman emosi dan tempat yang nyaman.

Gambaran Kota Tenggelam: Gambaran kota yang tenggelam mengundang pemikiran tentang kehancuran dan kerugian. Penyair bertanya mengapa segala sesuatu harus tenggelam, dan menggambarkan suasana keputusasaan dan penderitaan yang dihadapi.

Tema Persahabatan dan Kebersamaan: Puisi ini juga mengajak untuk bersama-sama menghadapi tantangan hidup. Penyair ingin teman-temannya datang kepadanya untuk mengatasi kepiluan dan melupakan harapan-harapan besar yang terlalu menggebu-gebu. Melalui teman dan kebersamaan, penyair ingin membakar risalah muluk yang membawa mereka ke keinginan yang tidak realistis.

Keseluruhan Makna: Puisi ini menciptakan suasana melalui perpaduan gambaran alam, perasaan personal, dan refleksi tentang hidup. Dalam kegelapan dan kesedihan, puisi ini mencari kehangatan dalam hubungan persahabatan dan mengajak untuk menemukan arti dalam hidup yang sederhana dan autentik.

Puisi "Kepada Teman-Temanku" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan yang mendalam dan kompleks dalam hubungan dengan diri sendiri, teman, dan kehidupan. Melalui gambaran alam, simbolisme, dan pemikiran yang dalam, puisi ini merenungkan arti kebersamaan, kehilangan, dan refleksi pada hidup yang melibatkan segala aspek yang terkadang rumit dan bermakna.

Agit Yogi Subandi
Puisi: Kepada Teman-Temanku
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.