Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Agit Yogi Subandi

Puisi: Cangkul Tumpul (Karya Agit Yogi Subandi)

Cangkul Tumpul Aku di dalam cangkul yang tumpul. Ia tak bisa lagi menggali tanah hingga dalam. Orang-orang yang mencangkul, akan mengencangkan oto…

Puisi: Bangku di Ujung Rumahku (Karya Agit Yogi Subandi)

Bangku di Ujung Rumahku teruslah berkeliling menghapal nama-nama rumah                  dan pepohonan di jalan raya sebelum akhirnya kaudi…

Puisi: Tiga Firasat Kematian (Karya Agit Yogi Subandi)

Tiga Firasat Kematian Subuh, selembar daun ara jatuh di kepala yang lain jatuh tepat di bawah pohonnya tapi angin, tak ada. tepat pukul en…

Puisi: Talibun Delapan Sebait (Karya Agit Yogi Subandi)

Talibun Delapan Sebait daun jambu selebar telapak tangan, tempat berlabuh seekor kumbang jantan melihat mawar di seberang jalan, ke situla…

Puisi: Hari-Hari Musim Hujan (Karya Agit Yogi Subandi)

Hari-Hari Musim Hujan Hujan meluas ke segala arah, pohon-pohon mabuk di jalanan, dingin bening-tipis di pip…

Puisi: Lorong (Karya Agit Yogi Subandi)

Lorong Aku berjalan menuju lorong yang semakin hari semakin menyempit namun, ketika aku berjalan orang-orang menuju ke arahku me…

Puisi: Dalam Langkahku (Karya Agit Yogi Subandi)

Dalam Langkahku di sepanjang langkahku kini aku mendengar langkah lain di dalam dadaku: yang menyusun ritmenya sendiri tanpa perduli r…

Puisi: Musim Gugur (Karya Agit Yogi Subandi)

Musim Gugur musim gugur, ada di dada dan jemarimu: dadamu, adalah batang yang tak lagi mengalirkan resapan air kepadaku. jemarimu, a…

Puisi: Di Antara Trotoar dan Pasar (Karya Agit Yogi Subandi)

Di Antara Trotoar dan Pasar I/ "Aku mencari taman: menuliskan peristiwa yang sebentar lagi menghilang di balik wajah-wajah bergegas di trot…

Puisi: Berjalan (Karya Agit Yogi Subandi)

Berjalan Seperti dugaanmu, aku telah menempuh jalan ini: berjalan dalam bimbang dan tetap sadar di dalam malam, meski akhirnya, kita memahami bahw…

Puisi: Di Akhir Lagu (Karya Agit Yogi Subandi)

Di Akhir Lagu kudengar sebuah lagu dan aku teringat pada bibir merah mudamu ketika mengucapkan lirik lagu kegemaranku. bermunculanlah ista…

Puisi: Seusai Malam di Kafetaria (Karya Agit Yogi Subandi)

Seusai Malam di Kafetaria (: Melisa) Genggamlah tanganku, seperti engkau menggenggam dompet persegi panjangmu.…
© Sepenuhnya. All rights reserved.