Puisi: Perihal Uang dan Ketamakan (karya A. Munandar)

Puisi "Perihal Uang dan Ketamakan" menyoroti kritik terhadap budaya materialistik dan sikap tamak yang melanda masyarakat. Puisi ini mengajak .....
Uang dan Ketamakan

Saat uang menjadi lidah
Ketamakan menjadi telinga
Tidak ada yang perlu diperbincangkan:
Kita sedang menunggu kehancuran.

25 Mei 2019

Analisis Puisi:
Dalam puisi "Perihal Uang dan Ketamakan" karya A. Munandar, penulis menggambarkan kritik terhadap budaya materialistik dan sikap tamak yang melanda masyarakat. Puisi ini menyoroti bagaimana uang telah mengambil peran yang dominan dalam kehidupan manusia, sementara ketamakan menjadi sikap yang merajalela. Puisi ini membangkitkan kesadaran akan bahaya yang mungkin terjadi ketika kita terlalu terikat pada materi dan keinginan yang tak terpuaskan.

Puisi ini menyatakan bahwa uang telah menggantikan lidah manusia, mengindikasikan betapa pentingnya uang dalam komunikasi dan pengaruhnya terhadap tindakan dan perkataan kita. Ketamakan, yang digambarkan sebagai telinga, menjadi sikap yang dominan dalam masyarakat yang terfokus pada materi dan kekayaan.

Puisi juga mengungkapkan kecemasan dan keprihatinan penulis terhadap dampak dari obsesi terhadap uang dan ketamakan. Dalam masyarakat yang terobsesi dengan materi dan keinginan yang tak terbatas, tidak ada ruang untuk pembicaraan yang mendalam atau refleksi tentang nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam hidup. Puisi ini menyiratkan bahwa jika kita terus menerus mengutamakan uang dan ketamakan, kita sedang menuju kehancuran.

Puisi ini adalah panggilan untuk merenungkan nilai-nilai yang lebih penting daripada materi dan kekayaan. Menggunakan bahasa yang lugas dan kuat, penulis menegaskan bahwa kekayaan material tidak sebanding dengan kekayaan spiritual dan moral. Dalam suasana kehidupan yang serba konsumtif, puisi ini mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan nilai-nilai yang mendalam dan kehidupan yang lebih bermakna.

Secara keseluruhan, puisi "Perihal Uang dan Ketamakan" menyoroti kritik terhadap budaya materialistik dan sikap tamak yang melanda masyarakat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam hidup, melepas obsesi terhadap uang dan kekayaan, serta memprioritaskan kekayaan spiritual dan moral.

A. Munandar
Puisi: Perihal Uang dan Ketamakan
karyaA. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.