Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Rindu yang Meluap-luap (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Rindu yang Meluap-luap" karya Abdul Wachid B. S. merupakan ungkapan yang mendalam tentang perasaan rindu yang mengalir begitu deras kepada ...
Rindu yang Meluap-luap

Mengapa yang kurasakan
rindu yang meluap-luap
padahal cintaku padamu ya nabi
belum lagi kuterjemahkan

ketika ibu bapak
memberi kebaikan dengan cinta
tidak perlu bertanya untuk apa

kebaikan ibu bapak
memberi ruang kepercayaan
cinta tidak perlu bertanya untuk apa

kebaikan ibu bapak
hanyalah secercah cahaya
cinta yang mereka terima darimu

ya rasul

mengapa yang kurasakan
rindu yang meluap-luap
setiap kupandang kebaikan
setiap kusaksikan keindahan

cintaku kepadamu ya habib
tidak terlalu perlu diterjemahkan
cukuplah bagiku kurasakan
pada setiap tarikan nafasku

rindu yang meluap-luap
airmata membasuh hatiku yang
selalu berdebu yang
selalu berdebu.

Yogyakarta, 14 Januari 2016

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu yang Meluap-luap" karya Abdul Wachid B. S. merupakan ungkapan yang mendalam tentang perasaan rindu yang mengalir begitu deras kepada Nabi Muhammad SAW.

Ekspresi Rindu yang Mendalam: Puisi ini mencerminkan ekspresi rindu yang sangat mendalam terhadap Nabi Muhammad SAW. Penggunaan kata-kata yang kuat dan emosional, seperti "rindu yang meluap-luap" dan "airmata membasuh hatiku yang selalu berdebu," menyoroti intensitas perasaan rindu yang dirasakan oleh penyair.

Penghargaan terhadap Orang Tua: Penyair juga menyampaikan penghargaan kepada orang tua dalam puisi ini. Mereka digambarkan sebagai sumber kebaikan dan cinta yang tanpa pamrih. Pengalaman kebaikan dan cinta yang diberikan oleh orang tua menjadi cerminan dari cinta kepada Nabi yang juga tidak meminta balasan.

Koneksi Spiritual dengan Nabi: Puisi ini mencerminkan koneksi spiritual yang mendalam antara penyair dengan Nabi Muhammad SAW. Penyair merasa bahwa kecintaannya kepada Nabi tidak memerlukan terjemahan atau penjelasan yang rumit. Cinta kepada Nabi diungkapkan melalui setiap tarikan nafas dan setiap momen keindahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Simbolisme Air Mata dan Debu: Air mata yang membasuh hati yang selalu berdebu menjadi simbol kebersihan spiritual dan kesucian hati. Debu yang menyelimuti hati mencerminkan kesadaran akan kekurangan diri sendiri dan kebutuhan untuk membersihkan diri agar lebih dekat dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Puisi "Rindu yang Meluap-luap" karya Abdul Wachid B. S. adalah ungkapan yang mendalam tentang rindu yang tak terbatas terhadap Nabi Muhammad SAW. Melalui penggunaan kata-kata yang kuat dan simbolisme yang kaya, penyair berhasil menyampaikan perasaan spiritual yang mendalam dan penghargaan terhadap kebaikan orang tua serta kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Abdul Wachid B. S.
Puisi: Rindu yang Meluap-luap
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.