Puisi: Dunia Sebelum Tidur (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Dunia Sebelum Tidur" menghadirkan perenungan tentang kehidupan dan kenangan di tengah kegelisahan dunia. Puisi ini mengeksplorasi tema .....
Dunia Sebelum Tidur


Kenangan mati bagi yang mati
Hormat bagi yang hidup setiakan derita
Ulurkan tanganmu
Sangkutkan sepatu pada kaki berdebu
Dan mimpilah merenung jendela terbuka
Nun adalah dunia dosa, duniaku sayang
Aku berpihak padamu

Kau ingin dengar
Suara angin menghembus kamar
Ujung ketenteraman samar-samar
Dada bertemu dada
Kami bersandar kepadanya
Betapa terkenang, betapa tenang
Bintik hitam dalam dunia yang gelisah

Kenangan hidup hanya bagi yang hidup
Bingkis cahya
Dalam musim yang segera matang
Menghalau degup rongga berudara sedih
Jari-jari penanggalan
Telah lama
Terlalu lama mengandung topan.

1954

Sumber: Suara (1962)

Analisis Puisi:
Puisi "Dunia Sebelum Tidur" karya Toto Sudarto Bachtiar membawa pembaca ke dalam refleksi tentang kehidupan, kenangan, dan pertemuan dengan realitas dunia yang gelisah. Puisi ini menggambarkan suasana melankolis dan mengajak pembaca untuk merenungkan keadaan dunia sebelum tidur, ketika kehidupan tampak seakan-akan akan berakhir.

Bait pertama puisi mengajak kita untuk merenung tentang kenangan mati bagi mereka yang telah pergi dan penghormatan bagi mereka yang masih hidup yang tetap setia dalam penderitaan. Puisi ini membangkitkan rasa empati dan mengajak kita untuk memperpanjang tangan kepada mereka yang membutuhkan. Pada saat yang sama, puisi ini menggambarkan dunia sebagai tempat yang penuh dosa dan gelap, namun penulis berpihak dan mencintainya.

Bait kedua menggambarkan keinginan untuk mendengar suara angin yang menghembus di kamar. Hal ini memberikan perasaan ketenangan dan kedamaian yang samar-samar. Ada pertemuan antara hati dan hati, dan kita bersandar pada momen tersebut. Puisi ini menggambarkan kekenangan dan ketenangan yang ada di dunia yang gelisah.

Bait ketiga menyampaikan pesan bahwa kenangan hidup hanya diperuntukkan bagi mereka yang masih hidup. Cahaya yang hadir dalam musim yang segera matang mengusir rasa sedih yang ada dalam ruang hampa. Jari-jari penanggalan telah lama mengandung topan, menunjukkan bahwa waktu telah berlalu dengan berbagai peristiwa yang berdampak besar.

Secara keseluruhan, puisi "Dunia Sebelum Tidur" menghadirkan perenungan tentang kehidupan dan kenangan di tengah kegelisahan dunia. Puisi ini mengeksplorasi tema kematian, kehidupan, dan kehampaan yang dapat kita temui sebelum tidur. Dalam kegelapan dan ketenangan malam, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan makna kehidupan dan hadirnya kenangan yang memberikan cahaya dalam kegelapan.

Puisi ini menunjukkan kepekaan dan ketajaman penulis dalam menggambarkan perasaan dan refleksi tentang kehidupan. Melalui bahasa puisi yang indah dan perumpamaan yang kuat, Toto Sudarto Bachtiar mengajak pembaca untuk memasuki dunia introspeksi yang mendalam. Puisi ini mengingatkan kita untuk memahami dan menghargai setiap momen yang kita alami dalam hidup ini, dan menghadapinya dengan bijak dan penuh makna.

Puisi: Dunia Sebelum Tidur
Puisi: Dunia Sebelum Tidur
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.