Puisi: Kakilangit (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Kakilangit" karya Toto Sudarto Bachtiar menyampaikan pesan-pesan kompleks tentang cinta, keputusasaan, dan pencarian makna hidup.
Kakilangit


Yang sampai di malam bisu
Desah yang menjadi kalimat terakhir
Untuk tekebur dan menolak kejang lupa
O, kekasih biarpun yang dimana
Dari putus asa sampai lapar putus asa
Kugamit suaraku sendiri
Sampai tak ada yang mendengar
Kemudian. Sampai menemukan sebuah nama:
Yang memantulkan kaca: Terlintas bayang-bayang
Sendiri di atas runtuhan
Keruntuhan adalah jejak cinta! Tunggu!

1953

Sumber: Suara (1962)

Analisis Puisi:
Puisi "Kakilangit" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan ekspresi emosi. Puisi ini menyampaikan pesan-pesan kompleks tentang cinta, keputusasaan, dan pencarian makna hidup.

Desakan Emosi yang Kuat: Puisi ini dimulai dengan deskripsi tentang "malam bisu" yang menciptakan nuansa hening dan tenang. Namun, seiring dengan perkembangan puisi, kita merasakan desakan emosi yang semakin kuat. Desahan dan kalimat terakhir yang disebutkan menciptakan ketegangan emosional yang intens.

Putus Asa dan Kelaparan Hati: Puisi ini mengungkapkan perasaan putus asa dan kekosongan dalam hati. Kata-kata seperti "putus asa" dan "lapar putus asa" menciptakan gambaran keadaan batin yang sangat sulit. Ini bisa mencerminkan perasaan kesepian dan kehilangan.

Pencarian Identitas dan Arti: Pencarian identitas dan arti hidup adalah tema yang kuat dalam puisi ini. Kata-kata "Kugamit suaraku sendiri" menunjukkan upaya untuk menemukan dan memahami diri sendiri. Proses ini sering kali melibatkan penderitaan dan pertanyaan-pertanyaan yang dalam.

Jejak Cinta dalam Keruntuhan: Puisi ini mengakhiri dengan frasa yang kuat, "Keruntuhan adalah jejak cinta!" Ini bisa diartikan bahwa bahkan dalam saat-saat paling sulit dan pahit dalam hidup, jejak cinta masih dapat ditemukan. Cinta adalah kekuatan yang memungkinkan seseorang untuk bertahan dan mencari makna dalam kehidupan.

Secara keseluruhan, "Kakilangit" adalah puisi yang memadukan berbagai elemen emosional dan simbolis. Ini adalah penggambaran yang kuat tentang perjuangan manusia dalam mencari makna dalam kehidupan, bahkan ketika dihadapkan pada keputusasaan dan kesulitan yang mendalam.

Puisi: Kakilangit
Puisi: Kakilangit
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.